PAPUA, “tabloidnusantara.com” – Kepala Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2023 Komisaris Besar Faizal Ramadhani memastikan pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens masih hidup di tengah simpang siur kabar keberadaannya. Faizal menegaskan pihaknya terus memantau posisi Philips. “Masih hidup. Kami selalu memantau posisinya,” kata Faizal kepada Tempo, Sabtu, 9 September 2023.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom tidak membalas pertanyaan Tempo tentang kondisi Philips. Sambom juga tidak membalas kenapa Egianus Kogoya, Panglima TPNPB-OPM Komando Daerah Pertahanan III Derakma Ndugama, belum mengirim pesan video dalam waktu lama. Pesan WhatsApp Tempo kepada Sambom hanya bercentang biru.
Video Philips terakhir dirilis pada 27 Mei 2023. Dalam video itu Philips diapit Kogoya menyampaikan dirinya akan ditembak dalam waktu dua bulan. Dua bulan berselang, Ketua Dewan Diplomatik dan Urusan Luar Negeri Papua Barat, Akouboo Amatus Douw, mengatakan OPM akan menunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi hukum kemanusiaan internasional. “TPNPB-OPM kini akan menunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa mereka berkomitmen kuat untuk melindungi hukum humaniter internasional,” kata Akouboo lewat keterangan tertulis, Jumat, 30 Juni 2023.
“READ ALSO” : JEFFRY BOMANAK BANTAH PILOT SUSI AIR AKAN DIBEBASKAN
Sebby Sambom juga mengatakan pihaknya sudah mengirimkan pesan kepada Egianus Kogoya, pemimpin pasukan OPM yang menyandera Philips, soal untung rugi jika membunuh Philips. “Kami sampaikan bahwa pilot itu bukan musuh. Dia adalah sahabat dekat dari negara tetangga kami di wilayah pasifik, yaitu Selandia Baru,” kata Sambom saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 Juli 2023.
Meski tidak menjawab pertanyaan Tempo tentang kondisi Philips, pada 8 September Sambom menanggapi pernyataan Mabes TNI soal akan ada kabar baik dalam pembebasan Philips. Ia menyampaikan perkembangan terakhir negosiasi. Sambom mengatakan kabar baik itu belum tentu menjadi sinyal Philips akan dibebaskan. Sebab, kata dia, negosiasi dengan TPNPB belum berjalan. “Sudah ada,” kata Sambom saat ditanya apakah sudah ada fasilitator yang ditunjuk TPNPB-OPM untuk negosiasi.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono, mengatakan prajurit TNI siap melakukan penjemputan setelah pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens dibebaskan OPM. “Selalu siap (melakukan penjemputan, di semua lokasi,” kata Julius soal rencana penjemputan saat dihubungi Tempo, Jumat, 8 September 2023.
Sehari sebelumnya, Julius menyampaikan akan ada kabar baik dalam beberapa hari ke depan terkait operasi penyelamatan Philips. Namun Julius tidak membeberkan lebih jauh apa kabar baik yang dimaksud. “Tapi saya harapkan beberapa hari ini akan keluar berita terbaru yang akan membahagiakan kita semua,” kata Julius di Mabes TNI Posko, Jalan Medan Medeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 7 September 2023.
“READ ALSO” : PANGDAM XVII/CENDERAWASIH BELUM BISA PASTIKAN WAKTU PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR
Sementara itu Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan posisi terakhir Egianus Kogoya telah diketahui. Namun Benny mengatakan, informasi terbaru perihal keberadaan Kapten Philip belum diterima. “Masih menunggu kabar. Posisi keberadaan Egianus memang sudah terlacak pada Selasa, 5 September lalu,” ujarnya. Benny menolak mengungkapkan posisi Egianus dengan alasan rahasia operasi penyelamatan.
Sumber yang diwawancarai Koran Tempo dari aparat gabungan mengatakan, mereka telah sampai pada dua indikasi kondisi terbaru Kapten Philip. Pertama, menurut sumber yang bertugas dalam operasi pembebasan, Kapten Philip telah pulang ke negaranya atau mungkin telah terbunuh. “Posisi Egianus Kogoya, Panglima TNPB-OPM, sudah bisa dipastikan, namun tidak dengan Philip,” ujar sumber itu, seperti dikutip dari Koran Tempo edisi Sabtu, 9 September 2023.
Sumber itu mengatakan indikasi ini berasal pada asumsi biasanya di mana ada Philips, pasti ada Egianus. Namun pelacakan terbaru oleh pasukan gabungan, keberadaan Philips belum terdeteksi. Selain itu, sumber ini mengatakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) sudah lama tidak mengirim video Philips.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Shandi Nugroho memastikan bahwa Kapten Philip masih hidup dan dalam keadaan sehat. “Info terakhir seperti itu (masih sehat),” ujarnya saat dihubungi kemarin.
Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengatakan kemungkinan besar Philips masih hidup. Namun ia tidak bisa memastikan apakah Philips sudah lepas dari penguasaan Egianus. “Masih hidup sepertinya,” kata Frits kepada Tempo, Sabtu, 9 September 2023.
“READ ALSO” : PASTIKAN INFORMASI TRANSPARAN, TNI DALAMI STATUS PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR
Pada 26 Mei lalu, Tentara Pembebasan Papua Barat merilis tayangan video yang menunjukkan kondisi Kapten Philip. Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu menyebutkan bahwa Tentara Pembebasan Papua Barat akan menembaknya jika tidak ada negosiasi dalam dua bulan. Namun Egianus mengurungkan niatnya.
Frits Ramandey mengatakan Egianus Kogoya menjamin keselamatan pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens dalam penyanderaan. Ia mengatakan jaminan Kogoya atas keselamatan Philips diperoleh dari hasil pemantauan Komnas HAM Papua sejak 7 April 2023. Menurut Frits, dia diminta melakukan pemantauan oleh juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom terhadap Philips. “Egianus sebagai pihak yang melakukan penyanderaan itu memberi jaminan,” kata Frits kepada Tempo, Kamis, 3 Agustus 2023.
Frits mengatakan selama pemantauan pihaknya telah melakukan upaya negosiasi, setidaknya meminta kepada OPM mempublikasikan kondisi Philips. Negosiasi itu dilakukan Komnas HAM Papua melalui juru bicara dan kurir. Negosiasi berhasil. Sejak saat itu Egianus menyebarkan video-video terkait kondisi Philips. Kapten Philip disandera Tentara Pembebasan Papua Barat pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
“READ ALSO” : LANGGAR HAM DAN HUMANITER, KSTP MANFAATKAN ANAK REMAJA JADI MATA-MATA