Sabtu, Juli 27, 2024
BerandaNASIONALTERBUKTI JADI SIMPATISAN KSTP, BAWASLU RI BISA CORET ANGGOTA BAWASLU DAERAH

TERBUKTI JADI SIMPATISAN KSTP, BAWASLU RI BISA CORET ANGGOTA BAWASLU DAERAH

JAKARTA, Tabloidnusantara.com” – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja menegaskan bahwa proses seleksi anggota Bawaslu di Papua dilakukan melalui beberapa tahap yang ketat dan komprehensif. Menurutnya, Papua sudah masuk ke dalam kategori sangat rawan. Untuk itu, Bawaslu RI telah diwanti-wanti agar lebih peduli terhadap pulau di ujung timur Indonesia ini.

Hal ini menyusul kabar bahwa Anggota Bawaslu Papua Tengah GT (30) diduga sebagai simpatisan kelompok kriminal bersenjata (KKB). GT diketahui dilantik sebagai Anggota Bawaslu Puncak pada Sabtu, 19 Agustus.

READ ALSO : TAK DIAKUI SEBAGAI PEMIMPIN, TOKOH OPM BICARA NGAWUR KEMERDEKAAN PAPUA DARI INDONESIA

“Seleksi anggota Bawaslu sudah diperketat, sebenarnya,” kata Bagja, sebagaimana dilansir dar ANTARA, di Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023. Bagja mengungkapkan ada begitu banyak rangkaian tes yang harus dihadapi untuk menjadi anggota bawaslu kabupaten/kota. Pertama, mereka harus menghadapi Computer Assisted Test (CAT).

Pada tes ini, ada soal mengenai wawasan kebangsaan. Apabila seseorang lulus CAT berarti dia mampu menjawab tes wawasan kebangsaan dengan baik. “Ya (bisa lolos jadi anggota bawaslu Kabupaten/Kota), tes wawasan kebangsaannya melewati passing grade (ambang batas) bukan hanya bagus,” tambah dia.

Kedua, tes kesehatan fisik dan jiwa. Lalu, ketiga adalah wawancara dengan tim seleksi dan semi structured group discussion (SSGD) oleh bawaslu provinsi. Setelah melewati semua seleksi itu, calon anggota bawaslu kabupaten/kota akan dipilih oleh Bawaslu RI sebagai penentu akhir.

READ ALSO : AKSI TEROR KSTP MAKIN MERESAHKAN, DI ILAGA TEMBAK WARGA DAN BAKAR BANGUNAN

Ia mengatakan tidak ada seleksi tambahan untuk Papua. Sebab, Bagja menilai untuk menentukan seseorang tegak lurus terhadap Pancasila dapat dibuktikan melalui tes wawasan kebangsaan. Kendati demikian, dia tak menampik bahwa data dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan kepolisian setempat dibutuhkan dalam proses seleksi anggota bawaslu kabupaten/kota.

“Seharusnya tes wawasan kebangsaan selesai, tapi tentu data dari teman-teman BIN dan kepolisian setempat seharusnya bisa terdeteksi. Kalau tidak terdeteksi, tidak masuk di kami,” jelas Bagja. Dia menuturkan kasus serupa juga pernah terjadi beberapa kali di Papua, salah satunya seleksi calon anggota Bawaslu tahun 2018 di Manokwari. “Dulu juga pernah ada kejadian, sehingga kami coret dari awal,” katanya.

READ ALSO : SAMPAIKAN DUKACITA GUGURNYA PRAJURIT TNI, KETUA MPR DORONG APARAT KEAMANAN TANGKAP KSTP

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments