Dalam kesempatan tersebut, Retno menyambut baik rencana Vanuatu untuk membuka Kedutaan Besarnya di Indonesia. Retno mengatakan terdapat beberapa agenda yang akan ditindaklanjuti, salah satunya terkait rencana perjanjian pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. “Dalam pertemuan tersebut, kami mengidentifikasi banyak agenda penting untuk ditindaklanjuti, termasuk rancangan perjanjian pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas,” kata Retno dalam konferensi pers seusai pertemuan.

Retno Marsudi mengatakan kunjungan Menlu Napat menjadi hal penting dalam hubungan Indonesia dan Vanuatu. “Vanuatu adalah salah satu mitra penting kami di Pasifik. Kunjungan Menteri Napat merupakan tonggak penting dalam hubungan bilateral kita,” ujarnya. Membahas kerja sama ekonomi, Retno menyebut bahwa RI dan Vanuatu akan berkomitmen untuk memperkuat perdagangan dua arah dan siap untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Vanuatu.
Dalam pertemuan itu Retno juga menegaskan kembali komitmen kuat Indonesia untuk mendukung pembangunan di negara-negara Pasifik, termasuk Vanuatu. “Saat ini, saya sampaikan kepada Menteri Napat, bahwa Indonesia sedang menjajaki kemungkinan untuk memperluas fasilitas GSP untuk negara-negara Pasifik, termasuk Vanuatu,” ujarnya. Selama lima tahun terakhir menurutnya Indonesia telah mengintensifkan kerja sama pengembangan dan peningkatan kapasitas untuk Vanuatu, antara lain di bidang perikanan, kewirausahaan, dan aksi iklim.