Sabtu, Juli 27, 2024
BerandaBENCANA ALAMMASYARAKAT TERDAMPAK KEKERINGAN SENYUM BAHAGIA SAAT BANSOS MENDARAT DI AGANDUGUME PUNCAK JAYA

MASYARAKAT TERDAMPAK KEKERINGAN SENYUM BAHAGIA SAAT BANSOS MENDARAT DI AGANDUGUME PUNCAK JAYA

PAPUA, “tabloidnusantara.com” – Pesawat Maskapai Revan Global Airtranspor yang membawa bantuan makanan berhasil mendarat di Bandar Udara Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Sabtu (29/7/2023). Bupati Puncak Willem Wandik secara langsung membawa bantuan pangan dan sejumlah barang lainnya yang dibutuhkan masyarakat. Masyarakat yang mengalami kelaparan karena bencana kekeringan menyambut bantuan pangan dengan senyum bahagia.

Warga telah menanti kedatangan di Bandara Agandugume sejak pagi hari. Pesawat jenis Grand Karavan yang dipiloti Kapten Ukum dan Kapten Putri tiga kali membawa bantuan ke Bandara Agandugume dalam rentang waktu pukul 06.00 hingga 11.00 WIT. Diketahui Bandara Agandugume berada di atas ketinggian sekitar 9.000 kaki atau 2.700 meter di atas permukaan laut.

READ ALSO : ATASI KEKERINGAN DI PUNCAK JAYA, TNI KERAHKAN DUA HELI EC-725 CARACAL ANGKUT BANSOS

Bupati Puncak Willem Wandik saat membawa bantuan makanan bagi masyarakat yang mengalami kelaparan di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Sabtu (29/7/2023). (humas pemda puncak)

Total bantuan makanan yang dibawa pesawat Reven Global Airtranspor mencapai 1,1 ton dan satu drum bahan bakar minyak. Karena kondisi cuaca yang telah berkabut pesawat hanya dapat tiga kali terbang ke Bandara Agandugume. Willem mengatakan, pihaknya berhasil membawa bantuan pangan ke Bandara Agandugume dengan aman. Hal ini membuktikan informasi situasi Agandugume rawan gangguan keamanan tidaklah benar.

Bantuan yang tersalurkan pada Sabtu ini akan dibagikan kepada masyarakat Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi yang terdampak bencana kekeringan. Dengan demikian, masyarakat tak perlu lagi berjalan kaki selama satu hingga dua hari ke Distrik Sinak demi mendapatkan bantuan makanan.

Diketahui jumlah warga di Distrik Agandugume yang terdampak kelaparan diperkirakan 3.500 orang. Sementara itu, warga terdampak kelaparan di Distrik Agandugume sekitar 4.000 orang. Warga yang kelaparan terpaksa mengonsumsi tanaman umbi-umbian yang telah membusuk. Akibatnya, mereka terserang diare. Hingga kini, sebanyak enam warga meninggal dunia dalam bencana kekeringan di dua distrik tersebut.

Tanaman pangan milik warga di Kabupaten Puncak, Papua, yang mengalami kerusakan karena cuaca ekstrem sejak Mei hingga Juli 2023. (humas pemda puncak)

READ ALSO : MASYARAKAT TERDAMPAK KEKERINGAN SENYUM BAHAGIA SAAT BANSOS MENDARAT DI AGANDUGUME PUNCAK JAYA

Diketahui bencana kekeringan dipicu cuaca ekstrem dengan temperatur suhu udara yang sangat dingin dan tanpa hujan. Kondisi itu terjadi sejak bulan Mei lalu sehingga menyebabkan tanaman milik warga seperti ubi dan keladi gagal panen. ”Warga menyambut kedatangan kami dengan gembira dan tangis terharu. Selama ini mereka sudah menantikan datangnya pesawat yang membawa bantuan makanan,” kata Willem.

Ia berharap, maskapai lainnya turut berpartisipasi untuk membawa bantuan makanan ke daerah yang terdampak bencana kekeringan. Ia dan masyarakat setempat menjamin keselamatan pilot yang terbang ke Bandara Agandugume. ”Masih diperlukan banyak bantuan makanan ke dua distrik ini. Dari hasil pantauan saya di Distrik Agandugume, seluruh kebun warga yang ditanami ubi dan keladi mengalami kerusakan karena cuaca ekstrem,” tutur Willem.

Sementara itu, Kapten Putri selaku pilot dari Maskapai Reven Global Airtranspor mengaku senang bisa terlihat dalam misi kemanusiaan ini. ”Saya sangat bahagia bisa membawa bantuan makanan yang sangat dibutuhkan masyarakat setempat,” ujar Putri.

Dua awak pesawat Reven Global Airtranspor yang membawa bantuan makanan bagi masyarakat yang terdampak bencana kekeringan di Distrik Agandugume, Papua Tengah, Sabtu (29/7/2023). (humas pemda puncak)

READ ALSO : SAMPAI HARI INI, APARAT KEAMANAN KOMITMEN BEBASKAN PILOT SUSI AIR DARI KST

Sementara itu Kepala Distrik Lambewi Darius Murib mengaku, semua lahan perkebunan milik warga yang ditanami ubi dan keladi gagal panen. Cuaca ekstrem menyebabkan ubi dan keladi membusuk serta berair. ”Warga sangat kaget dengan bencana kekeringan yang terjadi di Agandugume dan Lambewi. Sebab, peristiwa ini terakhir kali terjadi tujuh tahun yang lalu. Diperkirakan tanaman warga baru dapat pulih lima bulan mendatang,” ucap Darius.

Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman memaparkan, dari pantauan terjadi kondisi cuaca kemarau dan penurunan suhu udara pada malam hari hingga di bawah 10 derajat celsius di daerah yang terdampak. Diperkirakan fenomena alam ini akan terjadi hingga akhir September. Ia berpendapat, fenomena cuaca ekstrem yang memicu bencana kekeringan di Papua telah terjadi beberapa kali. Hal ini menjadi peringatan bagi pemda setempat dan masyarakat untuk menyiapkan upaya mitigasi. Salah satu adalah menyiapkan cadangan makanan sejak dini.

READ ALSO : AMANKAN PROSES PENYALURAN BANSOS, APARAT KEAMANAN PUNCAK JAYA YAKINKAN MASKAPAI PENERBANGAN OPERASIONAL

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments