PAPUA YAHOKIMO, “tabloidnusantara.com” – Enam jenazah penambang emas tradisional di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan yang dibunuh Kelompok Separatisme Teroris Papua (KSTP) berhasil teridentifikasi. Enam warga sipil tersebut diketahui adalah warga pendatang. Aparat keamanan meyakini enam warga tersebut dibunuh saat terjadi penyerangan terhadap pendulang emas di Kali I, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Senin (17/10/2023).
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Prabowo, mengatakan dari hasil identifikasi jenazah, empat nama sudah diketahui identitasnya namun dua diantaranya belum diketahui asa daerahnya. “Dari enam jenazah yang dilakukan identifikasi, masih tersisa dua nama yang belum diketahui asalnya,” kata Kombes Benny dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Minggu (29/10/2023).
Pihaknya melanjutkan penjelasannya bahwa dua jenazah tersebut, atas nama Ibrahim, dan Rangga. “Untuk keduanya (Ibrahim dan Rangga) hanya diketahui nama panggilannya saja, karena tidak ditemukan identitias KTP pada jenazah,” jelas Kombes Benny.
Sementara itu empat jenazah lainnya yang berhasil diidentifikas yakni atas nama Oktavianus Lenteng alias Boplang usia 25 tahun asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Jenasah yang kedua atas nama Marselinus Luik, berumur 34 tahun asal Netenaen Rote Ndao, NTT. Jenasah yang ketiga atas nama Akmal umur 23 tahun berasal dari Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dan jenasah yanga terakhir atas nama Andika berumur 27 tahun berasal Koloka Utara, Sulsel.
READ ALSO : KSTP TAK MANUSIAWI , 6 JENASAH PENDULANG DITEMUKAN APARAT DALAM KONDISI MENGENASKAN
Ditempat yang berbeda Kasatgas Humas Damai Cartenz 2023, AKBP Bayu Suseno menerangkan bahwa kondisi jenazah saat ditemukan sudah dalam keadaan yang memprihatinkan. Bahkan sebelum dilakukan autopsi dan visum, fisik jenazah yang ditemukan di kawasan pertambangan emas tradisional tersebut, ada yang dalam keadaan terbakar.
“Keenam jenazah yang ditemukan ini dalam keadaan sangat mengenaskan. Karena sudah membusuk, dan ada yang kondisinya dibakar KSTP,” begitu ujar AKBP Bayu. Setelah dilakukan identifikasi, visum, dan autopsi di rumah sakit, enam jenazah tersebut sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
READ ALSO : PERAN POLITIK JOKOWI JELANG PEMILU 2024
AKBP Bayu memastikan, akan tetap melakukan pengejaran dan penindakan hukum terhadap kelompok separatisme yang melakukan aksi penyerangan sepihak terhadap warga sipil di Papua. “Kami bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI), akan melakukan pengejaran, dan penindakan hukum terhadap KSTP ini,” begitu sambung AKBP Bayu.
Enam jenazah yang teridentifikasi tersebut, sebetulnya temuan baru dari penyisiran wilayah Kali I di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pekan lalu. Penyisiran tersebut dilakukan oleh pasukan gabungan TNI-Polri pasca serangan kelompok separatisme bersenjata Papua Merdeka pada pertengahan Oktober 2023.
Dari penyerangan tersebut, semula tujuh warga penambang emas tradisional ditemukan meninggal dunia. Personel gabungan TNI-Polri, pun sempat melakukan kontak senjata dengan kelompok separatisme pada Selasa (17/10/2023) saat melakukan evakuasi tujuh jenazah, dan 11 penambang emas yang selamat.
Sepekan setelah proses evakuasi para penambang yang selamat tersebut, sejumlah warga kembali melaporkan anggota keluarganya yang belum kembali dari kawasan pertambangan emas tradisional tersebut. Akhir pekan lalu, penyisiran lebih luas di kawasan Kali I, berhasil ditemukan enam jenazah. Dengan temuan tersebut, jumlah korban meninggal dunia atas serangan KSTP tersebut berjumlah 13 orang.
READ ALSO : APARAT GABUNGAN TEMUKAN LAGI ENAM JENASAH PENDULANG KORBAN KSTP