PAPUA, “Tabloidnusantara.com” – Kepolisian Resor Yahukimo tengah melakukan penyelidikan kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Jalan Gunung, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu, 12 Agustus 2023.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo, mengatakan tindak pidana penganiayaan berat ini diduga dilakukan oleh anggota kelompok bersenjata Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Dekai sekitar pukul 09.20 WIT.
Benny menuturkan, pada saat kejadian korban yang bernama Jefri Limbong Allo, seorang warga yang bekerja sebagai pengantar air galon, dianiaya dengan parang dan senjata api rakitan oleh para pelaku. “Pelaku sempat mengancam korban dengan senjata api rakitan sambil mengucapkan ancaman serius, namun korban tidak memberikan perlawanan,” kata Benny dalam keterangan resmi, Sabtu, 12 Agustus 2023.
READ ALSO : DIDUGA GELAPKAN DANA BELI SENJATA, TOKOH OPM TAK LAGI DAPAT PENGAKUAN
Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka berat pada leher bagian kanan dan luka pada tangan kanan. Kejadian tersebut segera dilaporkan oleh masyarakat sekitar ke Pos Brimob Aman Nusa Pos Kali Buatan Dekai. Anggota Brimob Aman Nusa lantas merespons laporan tersebut dengan menghubungi pos penjagaan Polres Yahukimo.
Kepolisian yang datang langsung membawa korban ke RSUD untuk mendapatkan perawatan medis. Selanjutnya, anggota gabungan dari Polres Yahukimo dan Satgas Ops Damai Cartenz melakukan pencarian terhadap pelaku yang diduga berada di wilayah sekitar TKP.
Polres Yahukimo saat ini sedang melakukan olah TKP dan melakukan penyelidikan intensif guna mengungkap pelaku penganiayaan tersebut. “Penyelidikan sedang dilakukan secara intensif untuk mengusut tuntas kejadian ini,” tegasnya.
Korban Jefri kata Kombes Benny, dalam kondisi selamat dan saat ini dalam perawatan intensif di RSUD Dekai. Laporan yang disampaikan ke Polres Yahukimo, direspons dengan penerjunan tim gabungan keamanan Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memburu pelaku.
Kombes Benny mengatakan keyakinan satuan keamanan terkait pelaku penganiayaan tersebut adalah anggota KKB di Dekai. Akan tetapi, sampai dengan berita ini disampaikan, tim Satgas Damai Cartenz, bersama Polres Yahukimo belum mendapatkan hasil penangkapan terhadap KKB yang melakukan penganiayaan terhadap warga biasa tersebut.
Insiden-insiden terkait keamanan di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan kembali marak terjadi dalam sepekan terakhir. Sebelum peristiwa pembacokan terhadap warga sipil di wilayah tersebut, pada hari yang sama, Polda Papua, Sabtu (12/8/2023) juga mengabarkan terjadinya aksi KKB yang melakukan teror dengan pengancaman pembunuhan terhadap satu keluarga.
Kombes Benny mengabarkan korban inisial SE (48 tahun), disatroni rumahnya oleh sekelompok orang bersenjata, pada Sabtu (12/8/2023). “Korban SE dan keluarganya selamat dari aksi tersebut karena senjata api yang digunakan oleh pelaku tidak berfungsi,” ujar Kombes Benny.
READ ALSO : APARAT KEAMANAN OPTIMAL BEBASKAN PILOT SUSI AIR, DITENGAH HAMBATAN CUACA DAN MEDAN SULIT
Dari kejadian tersebut, pengejaran terhadap pelaku, menangkap tiga orang inisial LK (20 tahun), WK (20), dan AN (14). “Ketiga pelaku tersebut, diduga memiliki keterkaitan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Dan dari tangan para pelaku aparat keamanan mengamankan senjata api rakitan laras pendek, dan sangkur, parang, serta tas yang berisikan peluru kaliber 5,56 mm,” tutur Kombes Benny.
Pekan lalu, Polda Papua juga mengabarkan insiden lainnya. Yaitu berupa aksi pembakaran Gedung Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dekai yang dilakukan sekelompok orang tak dikenal, Ahad (6/8/2023). Kejadian tersebut menyusul aksi penyerangan KKB di Pos BKO Brimob Polres Yahukimo sehari sebelumnya.
Pada Selasa (1/8/2023) Operasi Damai Cartenz berhasil menemukan satu rumah persembunyian KKB di belakang Kantor Bupati Yahukimo. Dalam penggrebekan di rumah persembunyian tersebut, Satgas Damai Cartenz menembak mati dua anggota KKB.
READ ALSO : KEBERADAAN TNI POLRI DALAM MENANGANI KONFLIK PAPUA