Selasa, Oktober 8, 2024
BerandaHANKAMKKB TEMBAKI LAGI PESAWAT DI KENYAM, POTENSI ANCAM JALUR SUPLAI LOGISTIK

KKB TEMBAKI LAGI PESAWAT DI KENYAM, POTENSI ANCAM JALUR SUPLAI LOGISTIK

PAPUA,  “tabloidnusantara.com” – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali menganggu keamanan di area Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Kali ini KKB melepaskan beberapa tembakan ke arah pesawat yang hendak mendarat di Bandara Kenyam pada hari  Senin siang (26/6/2023). Aksi ini merupakan aksi kedua setelah sebelumnya KKB juga menembaki Bandara Kenyam, Kamis (22/6/2023) lalu

Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen mengatakan, bahwa target penembakan kali ini adalah pesawat yang hendak mendarat namun tidak mengenai targetnya. “Setelah KKB melepaskan tembakan, kami balas dengan memberikan tembakan pembersihan agar mereka tidak bisa fokus mengincar pesawat,” kata Rio. Menurut dia, aparat keamanan gabungan yang berada di area bandara cepat merespons dengan memberi tembakan gangguan ke arah KKB. Setelah pesawat mendarat, KKB tidak lagi melepaskan tembakan. Mereka diyakini sudah melarikan diri dengan masuk ke hutan.

READ ALSO : APRESIASI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KEJAHATAN ANGGOTA KST PAPUA

Pasca aksi penembakan tersebut, aparat keamanan kemudian menangkap lima orang warga yang diduga menjadi simpatisan KKB yang sebelum kejadian mempunyai tugas memberikan informasi mengenai aktivitas aparat keamanan. “Satgas Gakkum Ops Damai Cartenz kembali ke Mako Polres Nduga dengan membawa lima orang masyarakat yang berada di sekitar TKP yang dicurigai untuk dimintai keterangan,” kata dia. Mengenai pelaku penembakan, Rio menyebut sosok yang saat ini sudah bergabung dengan KKB pimpinan Yotam Bugiangge. “Pelakunya Army Kogoya,” cetusnya.

Kedua kali dalam waktu kurang dari empat hari Bandara Kenyam menjadi sasaran teror KKB. Upaya keras untuk melakukan teror dan gangguan di Bandara Kenyam patut menjadi hal yang diperhatikan oleh pemerintah dan aparat keamanan. Bandara sebagai obyek vital sekaligus sarana transportasi utama di daerah pedalaman Puncak Jaya adalah jalur utama logistik masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Aksi teror di Bandara Kenyam tersebut disinyalir akan berdampak kepada aktivitas pengiriman logistik untuk sejumlah wilayah terpencil di Papua yang masih menggunakan jalur penerbangan perintis. Aksi penyanderaan pilot Susi Air Philips Mark Mehrten yang belum kunjung usai ditambah penembakan di Bandara Kenyam berpotensi menghambat kiriman logistik untuk para masyarakat Papua yang masih tinggal di sejumlah lokasi terpencil karena hanya bisa diakses melalui pesawat perintis

READ ALSO : SATU ANGGOTA KKB, PELAKU PENEMBAKAN DI BANDARA KENYAM DITANGKAP

Susi Pudjiastuti selaku Presiden Direktur ASI Pudjiastuti Aviation menyatakan bahwa penyanderaan tersebut menghambat penerbangan ke sejumlah lokasi, sekaligus menutup 70 persen jalur pengiriman logistik untuk kebutuhan pokok warga Papua. (bisnistempo.co)

Dalam keterangan pers yang disampaikan, Susi Pudjiastuti selaku Presiden Direktur ASI Pudjiastuti Aviation menyatakan bahwa penyanderaan tersebut menghambat penerbangan ke sejumlah lokasi, sekaligus menutup 70 persen jalur pengiriman logistik untuk kebutuhan pokok warga Papua. “Penerbangan ke sejumlah lokasi pegunungan untuk pengiriman logistik dapat mencapai 30 hingga 40 kali flight dalam satu hari,” jelas Susi di Jakarta pada Kamis (2/3/2023). Aksi penembakan terhadap pesawat perintis yang selama ini melayani jalur logistik, membuat para pilot pesawat menjadi ciut karena keselamatan dalam melakukan mata pencahariannya tidak terjamin akibat aksi teror yang dilakukan KKB.

READ ALSO : DIDUGA ALIRKAN DANA KE KKB, LUKAS ENEMBE TERANCAM PASAL BERLAPIS

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kab. Jayapura, Albert Yoku mengatakan, para pilot pesawat perintis merupakan pahlawan pembuka keterisolasian dan pahlawan peradaban baru bagi orang Papua. Pengorbanan para pilot tidaklah kecil untuk bisa membawa peradaban dan pembangunan di Papua pegunungan, karena mereka mempertaruhkan nyawa dengan jalur yang pendek dan cuaca yang kadang buruk. Untuk itu, penyanderaan pilot hanya akan memperlambat suplai logistik bagi masyarakat Papua. “Kalau 1 pilot ini menyebabkan 1000 pilot tidak terbang melayani masyarakat di Pegunungan, ini menjadi kemunduran yang luar biasa. Pilot itu adalah orang yang berjasa karena dia meninggalkan keluarganya dan siap menerima resiko di wilayah itu, sehingga para pimpinan adat harus bicara soal matinya perkembangan.” imbuh Albert Yoku.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments