Selasa, Oktober 8, 2024
BerandaHANKAMUPAYA SOFT HINGGA HARD APPROACH UNTUK BEBASKAN PILOT YANG DISANDERA KKB

UPAYA SOFT HINGGA HARD APPROACH UNTUK BEBASKAN PILOT YANG DISANDERA KKB

JAKARTA, “tabloidnusantara.com” – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo melaporkan upaya yang telah dilakukan pihaknya bersama TNI dalam membebaskan pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023. “Polri bersama TNI telah menggelar Operasi Paro 2023 yang melibatkan 965 personel, dimana personel tersebut sudah kami terjunkan ke titik-titik tertentu buntuk melaksanakan tindakan,” kata Sigit dalam paparannya saat rapat kerja Komisi II DPR di Ruang Rapat Komisi III DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 12/42023.

“Namun tentunya tetap mementingkan keselamatan sandera,” lanjut Kapolri. Selain itu pihaknya juga melakukan upaya diplomasi luar negeri dengan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Atase Kepolisian (Atpol) Selandia Baru, Australia Federal Police, Melnesian Spearhead Group (MSG) serta berbagai tokoh luar negeri lainnya. “Dimana mereka semua menghormati kedaulatan Indonesia dan mengecap aksi penyanderaan yang dilakukan KKB,” ucapnya.

READ ALSO : SATU LAGI DEDENGKOT KKB YOHUKIMO DITANGKAP

Sigit menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2022 telah terjadi 101 aksi yang dilakukan KKB di Papua sehingga mengakibatkan jatuhnya 104 korban, 52 korban meninggal dan 52 korban lainnya terluka. Dia menyebutkan dalam upaya penegakan hokum pihaknya telah menangkap 57 orang yang terdiri dari 12 orang KKB, 8 orang Kelompok Kriminal (KKP), 31 orang simpatisan serta enam orang penyuplai senjata dan amunisi. Menghadapi situasi tersebut, Kapolri menyebutkan bahwa pihaknya telah menyelenggarakan operasi mulai dari soft approach hingga hard approach. “Kami melaksanakan Operasi Damai Cartenz 2022  sebagai bentuk kegiatan hard approach atau penegakan hokum,”kata sigit seperti yang dikutip dalam media online antaranews.com.

Senada dengan Polri, TNI juga  memilih upaya negosiasi (soft approach) dalam proses pembebasan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens, “Kita mengikuti kebijakan pemerintah bahwa kita bernegosiasi dulu agar sandera ini selamat tanpa ada cedera apa pun,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI saat itu Laksda TNI Kisdiyanto (sekarang Laksda TNI Julius Widjojono) kepada wartawan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP), Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Puspen TNI Gelar Komunikasi Sosial dengan Awak Media di PMPP

Menurutnya, upaya negosiasi dipilih untuk mengedepankan keselamatan sandera, meskipun langkah itu membutuhkan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan tindakan mengeksekusi para separatis yang menyandera. “Memang kalau negosiasi tidak akan sebentar, pasti butuh waktu yang panjang dan kita semua harus sabar karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan, meskipun hanya satu orang,” jelasnya.

Kepala Pusat Penerangan TNI menambahkan hingga kini Satgas TNI masih melakukan operasi bersama Polri dalam misi penyelamatan pilot Philips Mark Mehrtens. TNI juga tidak mengambil tawaran dari pihak Pemerintah Selandia Baru dalam misi penyelamatan pilot Susi Air tersebut. “Beberapa waktu lalu Pemerintah Selandia Baru menghadap Panglima. Duta besarnya sudah menawarkan untuk membantu, namun Panglima menyatakan bahwa satuan TNI masih cukup untuk bisa menangani masalah penyanderaan ini,” jelasnya.

READ ALSO : KEJAHATAN DAN KEKEJAMAN KKB PIMPINAN NUMBUK TELENGGEN

Seperti diketahui bahwa pilot SusiAir Philip Mark Mehrtens disandera KKB sejak 7 Februari 2023 sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. KKB pimpinan Egianus Kogoya juga membakar pesawat Pilatus milik Susi Air. Sebulan sejak penyanderaan, Mehrtens menyatakan melalui rekaman video bahwa dirinya akan dibebaskan jika Indonesia memberikan kemerdekaan kepada bangsa Papua Barat. Dia juga meminta PBB untuk memediasi Indonesia dan Papua agar memerdekakan warga Papua.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments