PAPUA, “tabloidnusantara.com” – Aksi kekerasan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) benar-benar telah berdampak terhadap kehidupan warga Papua. Warga-warga banyak mengungsi karena takut akan terjadi kontak tembak antara aparat dengan KSTP dan menjadi sasaran kekejaman KSTP yang tidak mempunyai rasa kemanusiaan dimana mereka seringkali membunuh bukan hanya aparat tapi juga warga sipil.
Koordinator Subkomisi Pemajuan Komnas HAM RI Anis Hidayah mengatakan bahwa mengatakan bahwa ada sekitar 3.000 warga yang mengungsi pasca penyerangan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) di Posramil Kisor, Maybrat, Papua Barat Daya. Sebanyak 138 diantaranya meninggal dunia. Dari data Pemkab Maybrat, sekitar 5.200 orang mengungsi dan 1.800 diantaranya telah dipulangkan. “Komnas HAM juga mendapatkan temuan ada 138 orang yang meninggal pada periode 2021-2023 selama mengungsi, kami juga meminta agar ini menjadi atensi yah, karena cukup banyak yang meninggal,” ujar Anis Hidayah kepada detikcom, Jumat (13/10/2023).
READ ALSO : KIAT PEMERINTAH HADAPI GANGGUAN KSTP JELANG PEMILU 2024
Banyaknya kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh KSTP telah menjadikan ketakuan tersendiri bagi warga Papua dan jika tidak dihentikan tidak menutup kemungkinan akan semakin banyak korban jiwa. Demi faktor keamanan akhirnya banyak warga memilih mengunggsi. Pada Senin (08/02) KSTP Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) melakukan kekerasan kepada seorang warga di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Akibatnya sekitar 600 warga Kampung Bilogai, Kumlagupa, dan Puyagiya mengungsi karena takut.
READ ALSO : LATIH BUAT PEYEK, INOVASI YONIF 133/YS SEJAHTERAKAN WARGA BINAAN KAMPUNG BUOHSA
Kurang lebih sebulan kemudian (26/3), puluhan warga Distrik Koroptak berjalan kaki mengungsi ke Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan karena khawatir dengan aksi KSTP. Kemudian pada tanggal 29 mei sebanyak 156 warga yang bermukim di Nogoloit mengungsi ke Kenyam, Nduga, Papua Pegunungan karena takut setelah KKB pimpinan Yotam Buriangge melakukan penembakan.
Pengungsian warga karena takut akan aksi kekerasan KSTP terus berlanjut, pada bulan Agustus lalu, ratusan warga Yahukimo dari 40 keluarga mengungsi akibat rangkaian aksi kekerasan yang dilakukan KSTP yang terjadi di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Diantaranya pada tanggal 12 Agustus 2023, seorang pekerja pengantar air galon bernama Jefri Limbong Allo, dianiaya di Jalan Gunung, Distrik Dekai.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan membenarkan bahwa sampai saat ini sebagian warga Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan masih mengungsi akibat adanya gangguan KSTP dan sejumlah wilayah di Kabupaten Nduga dilaporkan kosong karena warganya mengungsi sejumlah wilayah diantaranya Wamena dan Timika. “Masyarakat ingin kembali ke kampung halaman namun takut dengan KSTP, ” kata Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan.
READ ALSO : SENJATA KSTP DIPEROLEH HASIL RAMPASAN APARAT DAN SELUNDUPAN DARI PNG