back to top
Jumat, November 22, 2024
BerandaAGAMAPEMUKA AGAMA DAN PEGIAT HAM SERUKAN PERDAMAIAN UNTUK PAPUA

PEMUKA AGAMA DAN PEGIAT HAM SERUKAN PERDAMAIAN UNTUK PAPUA

PAPUA, “tabloidnusantara.com” – Sejumlah pegiat kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM) serta beberapa pemuka agama menyerukan pesan damai untuk Papua dan meminta Pemerintah RI bersama kelompok-kelompok yang berkonflik untuk menjajaki kembali peluang berdialog untuk mengakhiri ketegangan di Bumi Cendrawasih.

Para tokoh itu, menilai proses dialog dan penjajakan untuk berdamai sangat penting dan perlu dilanjutkan kembali.  Mereka menilai bahwa proses tersebut  perlu ada penengah yang terpercaya dan netral.

“Dengan ini kami menyerukan kepada Pemerintah (Indonesia) dan para pihak yang berkonflik di Papua untuk melanjutkan kembali proses penjajakan damai. Pembicaraan ini harus difasilitasi oleh penengah yang terpercaya, imparsial, termasuk tokoh nasional dan para pemimpin perempuan, agama dan adat Papua demi membangun kepercayaan dan keyakinan untuk adanya penjajakan dialog,” kata Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid saat acara pernyataan sikap Seruan Damai untuk Papua di Jakarta, Kamis.

READ ALSO : KESELAMATAN SANDERA MENJADI PRIORITAS DALAM PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR DARI KSTP

Sikap dan pernyataan yang sama turut disampaikan oleh tokoh-tokoh lainnya yang hadir dalam acara itu, yaitu Franz Magnis Suseno, Prof Makarim Wibisono, Marzuki Darusman, Alissa Wahid, Pdt Gomar Gultom, Prof Abdul Mu’ti, dan Mgr Siprianus Hormat.

Konflik dan ketegangan di Papua, meskipun tidak meluas ke seluruh wilayah, sampai saat ini masih terjadi di beberapa daerah, antara lain di Yahukimo (Provinsi Papua Pegunungan), Pegunungan Bintang (Papua Pegunungan), Nduga (Papua Pegunungan), Intan Jaya (Papua Tengah), dan Puncak (Papua Tengah).

Di daerah-daerah itu, Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) yang menghendaki kemerdekaan Papua masih menjadi ancaman keamanan bagi masyarakat, dan kontak tembak dengan TNI dan Polri kerap terjadi. “Kami sangat yakin bahwa penyelesaian damai adalah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh. Hanya lewat jalan penyelesaian damai, maka kita dapat mencegah jatuhnya korban jiwa, dan memungkinkan terwujudnya kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran di Papua,” kata Sinta.

Dalam pernyataan sikap itu, para tokoh meminta Pemerintah Indonesia membuka dialog dengan kelompok sipil bersenjata, ULMWP, para tokoh adat dan masyarakat asli Papua (OAP), dan pemuka agama setempat. “Kami menyerukan kepada para penyelenggara negara di lembaga eksekutif dan legislatif dan lembaga-lembaga negara lainnya untuk segera mengambil langkah-langkah menuju perdamaian di Papua,” tutur Sinta dan para tokoh lainnya.

READ ALSO : WUJUD TANGGUNG JAWAB LINDUNGI MASYARAKAT, APARAT KUASAI MARKAS KSTP

Oleh karena itu, langkah awal yang dapat diambil, mereka mengusulkan, pemerintah perlu membangun kepercayaan. Dua pihak perlu memiliki rasa saling percaya. “Semua pihak perlu membuka dialog termasuk menangani pengungsian, kelaparan, ketidakadilan, kerawanan pemilu, serta memperbaiki situasi hak asasi manusia di Papua,” kata para tokoh tersebut.

Sikap para tokoh itu sejatinya sejalan dengan Pemerintah RI yang berupaya membangun rasa percaya KST/kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap Pemerintah Indonesia. Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin saat berkantor di Jayapura, Papua, bulan lalu (10/10), menyebut upaya itu tengah berjalan.

“Saya kira kita sedang berusaha menghilangkan ketidakpercayaan itu melalui dialog-dialog yang terus kita lakukan dengan tokoh-tokoh agama,” ujar Wapres RI. Dia melanjutkan pemerintah saat ini terus menggali aspirasi masyarakat Papua melalui berbagai forum diskusi. “Kalau untuk bicara merdeka, tentu tidak ada. Kalau merdeka itu bukan solusi. Tapi dalam masalah yang lain kita bicarakan secara terbuka,” kata Ma’ruf Amin.

READ ALSO : SATGAS TNI BAGI BAJU BARU UNTUK ANAK-ANAK KAMPUNG MAMUGU PAPUA PEDALAMAN

TABLOID BOLA

Tabloid Nusantara
Tabloid Nusantarahttps://tabloidnusantara.com/
Membuka Wawasan Dan Mencerdaskan
RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments