JAKARTA, “Tabloidnusantara.com” – Menko Polhukam Mahfud Md mengungkap kendala distribusi bansos ke warga korban kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Mahfud menyebut masalah transportasi dan cuaca menjadi kendala dalam distribusi bantuan ke warga. Mahfud mengatakan negara hadir secara maksimal untuk membantu warga korban kekeringan di Kabupaten Puncak. Menurutnya, pemerintah mulai dari Kementerian Sosial, TNI-Polri hingga BNPB menyiapkan seluruh bantuan yang diperlukan.
“Cuma masalahnya sekarang itu masalah transportasi itu, kalau dari Jakarta ke Papua itu ya mungkin mudah, tapi ketika sudah masuk ke distrik tempat kejadian itu memang tergantung pada cuaca, cuacanya itu kadang kala berubah secara mendadak, sementara pesawat yang bisa masuk ke sana pesawat kecil, karena landasannya hanya 600 meter,” kata Mahfud dalam yang disiarkan di YouTube Kemenko Polhukam RI, Kamis (3/8/2023).
READ ALSO : SEBAGAI PILAR PENJAGA PAPUA, TNI POLRI HARUS JAMIN KEAMANAN PASOKAN BANTUAN
Mahfud menyebut karena kendala itu, pesawat tidak bisa terbang sembarangan ke Kabupaten Puncak. Begitu pesawat bisa terbang dan mendarat di Kabupaten Puncak, permasalahan distribusi bantuan itu tidak selesai begitu saja. “Begitu mendarat itu juga tidak mudah, karena harus diantar lewat darat ke kampung-kampung yang terjal. Ada yang di ketinggian, ada yang di bawah, tidak seperti di Jawa di sana, orangnya berpencar-pencar dan itu harus diantar, dipikul, gendong dan sebagainya sampai ke tempat terpenting,” ucap Mahfud.
Namun pihaknya memastikan bantuan dari pemerintah daerah dan masyarakat untuk Kabupaten Puncak Papua Tengah yang terdampak kekeringan sampai dengan aman. Sebab, lokasi kekeringan merupakan sarang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). “Di situ emang daerah yang rawan dengan Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) tetapi di sana sudah ada kesepakatan di mana tokoh masyarakat, tokoh adat, pemerintah, pejabat, gubernur, bupati dan sebagainya sudah bersepakat untuk mengawal agar seluruh bantuan yang dikirim pemerintah itu bisa mendarat dengan aman,” ujar Mahfud
Lebih lanjut, Mahfud menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan arahan agar bencana alam tersebut segera ditangani dengan baik. Menurutnya, Jokowi tak ingin ada penderitaan masyarakat yang berkepanjangan. “Pak Muhadjir sekarang sedang ada di sana, sedang turun ke lapangan meninjau langsung dan memberi arahan-arahan langsung. Pak Muhadjir sedang ada di sana karena untuk menunjukkan bahwa negara bersungguh-sungguh, kemarin saya sudah bicara di kantor wapres dengan Panglima, Kapolri dengan BNPB juga semuanya sudah kita ajak bicara agar semuanya memberi bantuan maksimal ke sana,” imbuhnya.
READ ALSO : PURNA TUGAS DIPAPUA KOLONEL KAV. HERMAN TARYAMAN KINI MENJABAT ASINTEL DANPASPAMPRES
Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menepis kabar bahwa 6 warga Papua meninggal karena kelaparan. Ia mengatakan penyebab meninggalnya para warga adalah bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Ma’ruf meminta TNI-Polri dan BNPN mengantisipasi kejadian yang sama terulang. “Sudah terjadi kekeringan di sana dan cuaca ekstrem, dan yang meninggal itu bukan karena kelaparan,” kata Ma’ruf kepada wartawan di Rumah Dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat (Jakpus), pada Rabu (2/8/2023).
Ma’ruf menyebutkan keenam warga terserang sakit diare. “Tetapi karena diare dan karena cuaca,” imbuh dia. Dia meminta agar masalah kesehatan warga yang terdampak kekeringan segera diatasi, terutama pada kelompok rentan. Dia meminta ada langkah antisipatif untuk daerah-daerah lainnya yang mengalami kondisi yang sama. “Sampai hari ini baru satu daerah, tetapi kami antisipasi kemungkinan ke daerah-daerah yang lain. Saya minta itu diantisipasi, kalau terjadi (lagi) kita sudah siap,” tegas Ma’ruf.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengaku mendapat laporan bahwa para korban jiwa mengalami diare, dehidrasi, dan demam. Dia tidak memungkiri gejala-gejala tersebut terjadi akibat kekeringan. “Kalau tadi yang anak-anak diare, ibunya juga gitu. Yang enam orang ini ada yang diare, ada yang dehidrasi, ada yang demam, ada laporannya,” ujar Yudo.
READ ALSO : PEMERINTAH GERAK CEPAT SERIUS TANGANI BENCANA KEKERINGAN DI PAPUA TENGAH