Mereka kemudian menindaklanjuti laporan dengan melakukan penyelidikan dan pengintaian di rumah kontrakan pelaku di Jalan Kamboja. Petugas sempat bolak-balik dua kali, karena pelaku sempat tidak ada di rumahnya.
“Setelah dipastikan, kami kemudian balik kantor untuk merencanakan penangkapan. Ada tujuh anggota yang melakukan penggerebekan di TKP. Tiga orang menggunakan senjata,” bebernya.
“Setelah kita kepung rumah kontrakannya, kita perintahkan Hendri keluar, tapi tidak mau keluar. Tiba-tiba lampu di dalam rumah dimatikan, tidak laman kemudian pelaku ini keluar dengan posisi senjata sudah siap menembak,” sambungnya.
Saat itu, posisi korban (serma Randi) berdekatan dengan pelaku. Serma Randi sendiri tak memegang senjata. Lalu, dia meminta pelaku untuk menyerahkan diri karena telah dikepung. Namun, Hendri malah menodongkan pistol arah korban.
“Randi ini bersuara meminta hendri (‘sudah menyerah aja’). Lalu dia berbalik ke Randi, kebetulan tidak bersenjata dan langsung ditodong pistol, di kepalanya. Karena untuk keselamatan anggota, saya memutuskan mundur,” lanjut Letda Jaka.
Dengan situasi ini dimanfaatkan oleh Hendri untuk kabur dari TKP atau rumah kontrakan tersebut. Sembari menodongkan pistol ke kepala Randi, dia meminta korban mengemudikan mobil dan pergi dari lokasi pengerebekan.
“Di bawah todongan pistol, Randi mengemudikan mobil pelaku. Korban diarahkan ke sebuah kawasan pesantren. Tiba di lokasi, korban diminta turun dari mobil dan tiarap, tangannya kemudian diikat,” pungkasnya.