back to top

Senin, Desember 23, 2024
Advertisement
More
    BerandaHANKAMTPNPB TIDAK BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP KEMATIAN ANGGOTANYA

    TPNPB TIDAK BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP KEMATIAN ANGGOTANYA

    PAPUA, Tabloidnusantara.com” – Dalam berita sebelumnya dikabarkan bahwa telah terjadi Baku tembak antara aparat TNI dengan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Lima anggota KSTP dilaporkan tewas dalam kontak tembak tersebut. “Kelima jenazah tersebut dievakuasi setelah kejadian kontak tembak antara TNI dan KSTP,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo dilansir detikSulsel, Jumat (15/9/2023).

    Kejadian kontak tembak berawal pada hari rabu, 13 september 2023, pukul 12.10 WIT, berdasakan hasil pengamatan pos tentang adanya pergerakan beberapa orang di antaranya bersenjata laras panjang melintas di Sungai Braza, dan sebagian lagi ada keluar masuk gubuk di pinggiran sungai tersebut.  Selanjutnya pukul 13.15 WIT aparat gabungan melanjutkan pengintaian lebih detail dan diputuskan untuk melaksanakan patroli. Di tengah patroli, aparat ternyata bertemu dengan KST di sungai Braza.

    READ ALSO : LBH PAPUA HIMBAU PEMERINTAH PEDULI KONDISI PENGUNGSI AKIBAT KONFLIK YAHUKIMO

    Kejadian kontak tembak berawal pada hari rabu, 13 september 2023, pukul 12.10 WIT, berdasakan hasil pengamatan pos tentang adanya pergerakan beberapa orang di antaranya bersenjata laras panjang melintas di Sungai Braza. (dok : tvonenews)

    Tanggal 14 September 2023 tepat pukul 09.05 WIT, KST yang pertama kali melepaskan tembakan senjata api laras panjang dari dua sudut arah berbeda kearah tim gabungan.  Saat itu pula ada beberapa KST bermunculan dari gubuk, juga melepas tembakan ke arah aparat.

    Saat itu juga Dansatgas Gabungan memerintahkan untuk membalas tembakan. Dalam baku tembak, awalnya terlihat 4 orang KST meninggal di tempat.  Sementara yang lainya berhamburan menyelamatkan diri masing-masing sambil membawa kabur senjata dari mereka yang sudah tewas. Menjelang beberapa saat,  kontak tembak berhenti, sehingga aparat melanjutkan penyisiran, dimana  terdapat 1 orang KST lagi yang ditemukan tewas.

    READ ALSO : PERSEMPIT RUANG GERAK KSTP, APARAT KEAMANAN TAMBAH PERSONEL

    Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom menyatakan lima korban yang ditemukan meninggal di Sungai Brasa, Dekai, Ibu Kota Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan bukan anggota TPNPB. (dok : eranasional)

    Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB, Sebby Sambom menyatakan lima korban yang ditemukan meninggal di Sungai Brasa, Dekai, Ibu Kota Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (15/9/2023) bukan anggota TPNPB.

    Hal itu dinyatakan Sebby Sambom pada Sabtu (16/9/2023).  “Mereka bukan anggota kami. Mereka murni warga sipil yang hendak pulang ke kampung mereka lalu ditembak dan dibom oleh militer Indonesia. Militer  Indonesia telah menembak mati warga sipil yang tidak tahu apa-apa. Kami minta Perserikatan Bangsa Bangsa segera melakukan investigasi atas pembunuhan warga sipil pribumi Papua di Yahukimo,”  kata Sambom.

    Sementara itu pada Jumat, Ketua Persekutuan Gereja Gereja Yahukimo atau PGGY, Pendeta Atias Matuan menyatakan lima warga sipil yang menjadi korban penembakan itu adalah Darnius Heluka, Musa Heluka, Man Senik, Yoman Senik, dan Kaраі Payage. Menurutnya, mereka adalah warga sipil biasa yang berusia 15 – 18 tahun, dan bukan anggota TPNPB.

    Menyikapi pernyataan Sebby Sambom dan Ketua Persekutuan Gereja Gereja Yahukimo atau PGGY, Pendeta Atias Matuan, aparat TNI membantah dan menyatakan bahwa kelima korban tersebut adalah anggota dari kelompok Yotam Bugiangge, disertir TNI yang membelot menjadi KST di wilayah Nduga. Lima (5) KST itu tewas saat kontak tembak dengan patroli aparat TNI yang sedang melaksanakan patroli lingkungan pos di Yahukimo, Kamis (14/9/2023).

    KST tersebut bukanlah masyarakat sipil atau penduduk Yahukimo. Hal ini dikuatkan oleh Kepala Suku Leo Ghiban yang berada di Dekai, yang sudah mengecek langsung kelima Jenazah tersebut dan  memastikan mereka bukan penduduk Yahukimo.

    Sementara itu, Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III, Kolonel Czi GN Suriastawa saat dihubungi tvOnenews melalui telepon selularnya membenarkan kejadian tersebut.  Bahkan menyatakan kelima jenazah tersebut bukan masyarakat sipil Yahukimo, melainkan anggota KST kelompok Yotam Bugiangge, Batalyon Wesem Kowip III Kodam III Ndugama.  “Data data sudah dicocokkan dengan data KST yang dimiliki semua aparat keamanan gabungan, dan sudah sesuai bahwa mereka anggota KST Papua,” ujar Kolonel Czi GN Suriastawa .

    READ ALSO : TOKOH MUDA PAPUA APRESIASI LANGKAH TNI AD TANGANI KONFLIK PAPUA

    Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III, Kolonel Czi GN Suriastawa menyatakan kelima jenazah tersebut bukan masyarakat sipil Yahukimo, melainkan anggota KST kelompok Yotam Bugiangge, Batalyon Wesem Kowip III Kodam III Ndugama. (dok : hot.grid.id)

    Berita propaganda KST Papua tentang kelima korban anggotanya sudah dapat diprediksi sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kelompok separatis dalam perjuangannya untuk memisahkan diri dari suatu negara berusaha untuk memecah belah dan mencari dukungan. Separatisme erat kaitannya dengan ancaman negara karena gerakan ini berupaya memecahkan masyarakat dengan persoalan politik, agama, budaya dan HAM serta status ekonomi.

    Dalam kasus tewasnya 5 anggota KSTP pasca kontak tembak dengan TNI, gerombolan separatisme berusaha memecah belah dan mencari dukungan dengan skenario pembunuhan warga sipil oleh aparat keamanan yang pada akhirnya memunculkan isu Hak Asasi Manusia (HAM). “Kami minta Perserikatan Bangsa Bangsa segera melakukan investigasi atas pembunuhan warga sipil pribumi Papua di Yahukimo,”  kata Sambom.

    Bahkan Sambom mengklaim bahwa korban tewas dikarenakan bom TNI/Polri yang sengaja di pasang di mata jalan. “Kami telah memastikan bahwa yang memasang bom di mata jalan yang menewaskan lima orang sipil pribumi Papua adalah TNI/Polri,” katanya.

    Omong kosong Sabby Sambom sangatlah ironi apabila melihat kronologi kejadian kontak tembak dipicu karena aparat keamanan memonitor sekelompok orang bersenjata sedang beraktivitas di Kali Brasa dan memulai melepaskan tembakan terlebih dahulu sehingga memaksa aparat keamanan balik membalasnya.

    Bukan hanya itu saja, pasca kontak tembak terjadi dan berhenti aparat keamanan melakukan penyisiran kelokasi dan menemukan barang bukti yang tertinggal bersama 5 orang KST tersebut berupa 1 magazen jenis SS1, 1 magazen jenis HK-47 dengan 4 butir Amunisi di magazen SS1, 1 unit HT Merk Hitachi beserta Charge, 5 buah Unit Handphone, Kartu BPJS atas nama Marnus Elopere dan Kartu keluarga sejahtera atas nama Yoel Giban, beberapa Aksesoris lambang bintang kejora seperti Tas Noken dan gelang, Pisau/Parang, Lampu center dan baterai A2 cadangan.

    Pimpinan TNI telah melakukan penekanan bahwa operasi TNI hanya diperuntukkan untuk sasaran terpilih, yaitu KST bersenjata. Sementara masyarakat Papua harus tetap dilindungi dan dijaga hak hak kehormatannya.

    Peristiwa tewasnya lima KST ini sangat disayangkan. Namun demikian penegakan hukum harus terus berjalan karena tingkat kriminalitas di wilayah Papua pegunungan sudah sangat tinggi.  Penegakan hukum yang menewaskan lima KST diharapkan menjadi peringatan kepada KST lain agar meletakkan senjata, bertaubat, serta kembali ke masyarakat untuk membangun negeri.

    READ ALSO : APRESIASI APARAT TEGAKKAN HUKUM SECARA TEGAS KEPADA 5 ANGGOTA KSTP

    TABLOID BOLA

    Tabloid Nusantara
    Tabloid Nusantarahttps://tabloidnusantara.com/
    Membuka Wawasan Dan Mencerdaskan
    RELATED ARTICLES

    Most Popular

    Recent Comments