PAPUA “tabloid nusantara” – Menurut keterangan tertulis yang diterima di beberapa media, pada Rabu (12/7/2023) pagi, Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom mengklaim TPNPB Intan Jaya berhasil menghilangkan nyawa dua orang anggota aparat keamanan di Intan Jaya dan seorang tukang ojek yang mereka duga sebagai Intelejen Indonesia di Nabire.
“Per 12 Juli manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB telah terima laporan resmi dari Intan Jaya bahwa pasukan TPNPB dibawah pimpinan Lewis Kogeya telah berhasi tembak 2 anggota TNI di Titigi, Kabupaten Intan Jaya pada tanggal 6 Juli 2023,” katanya.
READ ALSO : TPNPB KEMBALI BIKIN PERNYATAAN HOAKS TERKAIT HILANGNYA NYAWA TUKANG OJEK
Pernyataan Sebby Sambom tentang timbulnya korban jiwa dalam penyerangan pos TNI Satgas Pamtas Mobile Yonif Para Rider 330/TD terbukti merupakan pernyataan yang tidak berdasar. Pernyataan tersebut merupakan cipta kondisi yang sengaja dihembuskan oleh TPNPB untuk menunjukkan eksistensi mereka setelah mereka gagal mencapai tujuannya dengan skenario mengancam tembak mati pilot Susi Air apabila tuntutan merdeka tidak dipenuhi oleh pemerintah Indonesia.
Alih-alih dipenuhi tuntutannya, pemerintah Indonesia justru dengan tegas menolak permintaan mereka untuk merdeka, bahkan permintaan senjata dan munisi pun seolah-olah diabaikan oleh pemerintah RI. Penolakan ini disampaikan oleh Kapolda Irjen Pol Mathius D Fakhiri yang menyatakan bahwa negoisasi dengan KKB akan terus dilakukan agar ada itikad baik Egianus Kogoya untuk segera membebaskan warga asal Selandia Baru itu tanpa permintaan tebusan berupa senjata, amunisi dan kemerdekaan Papua.
Dari hasil pengecekan tim redaksi diperoleh data bahwa pada hari Rabu tanggal 5 Juli 2023 Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua dilaporkan menyerang pos TNI Satgas Pamtas Mobile Yonif Para Rider 330/TD pada pukul 11:45 WIT di Kampung Titigi Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah. Karena diserang, kontak tembak pun terjadi antara KKB dan prajurit TNI yang bertugas di wilayah tersebut.
READ ALSO : MENDUKUNG OPTIMALISASI PEMKAB NDUGA BANTU PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR
Berbeda dengan pernyataan Sebby Sambom, dalam kontak tembak tersebut dua prajurit yakni Prada B dan Pratu BAM yang merupakan personel Yonif PR 330/TD, mengalami luka tembak. Selanjutnya saat proses evakuasi prajurit, seorang personel dari Satgas Elang Tindak Pasopati, Sertu RS, juga terkena tembak. Tembakan terhadap Sertu RS mengenai body vest (rompi tubuh) dan masih dalam kondisi sadar.
Selain dua anggota tersebut dalam pernyataannya Sebby mengatakan pada Selasa tanggal 11 Juli 2023 di Nabire, seorang tukang ojek yang diduga menyamar sebagai anggota Intelejen juga menjadi korban. “Hal ini dilaporkan langsung oleh Pimpinan TPNPB KODAP VIII Intan Jaya, Papua melalui pesan singkat kepada saya (Jubir KOMNAS TPNPB-OPM Sebby Sambom) pada 6 Juli 2023 tepat pukul 17:40 WIT dan Panglima KODAP VIII Intan Jaya Bridgen Undius Kogeya sampaikan bahwa mereka bertanggungjawab atas serangan terhadap pos TNI dan menembak 2 anggota TNI ini,” paparnya.
Mengecek kebenaran pernyaaan tersebut, ditemukan fakta bahwa KKB sengaja membuat pernyataan bahwa yang mereka bunuh adalah intelijen TNI sebagai alasan untuk menghindari tuduhan pelanggaran HAM. Tukang ojek yang mereka bunuh terbukti adalah murni masyarakat sipil yang mencari penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya terlebih kondisi di Kab. Nduga yang semakin sulit karena aksi teror KKB yang selalu mengancam dan meresahkan masyarakat. Dengan mengklaim bahwa korban kekejamannya adalah anggota intelijen TNI, KKB berharap bisa lepas dari tuduhannya melanggar HAM karena TNI adalah Kombatan.
Dari kebenaran dua kejadian yang dinyatakan oleh Sabby Sambom terbukti bahwa Gerombolan Kelompok Separatis Teroris (KST) atau kelompok kriminal bersenjata (KKB) kerap menyampaikan dan menyebar berbagai narasi yang berisikan berita bohong atau hoaks untuk mencari simpati dan memperkeruh suasana.
READ ALSO : PENYANDERAAN PILOT SUSI AIR OLEH KKB TAK MENGANCAM KEAMANAN PAPUA
Menyikapi kondisi ini, penegakan hukum yang dilakukan gabungan TNI/Polri harus terus dilakukan. Sehingga pemberitaan TPNPB ini dapat diperoleh kepastian dan dapat dipertangungjawabkan. Sementara itu kepada semua pihak diharapkan untuk tidak selalu mempercayai narasi pemberitaan yang disampaikan oleh gerombolan KST (KKB) dan simpatisannya, karena pola-pola teroris salah satunya adalah menyebarkan informasi hoax dan tidak benar.