back to top

Minggu, Desember 22, 2024
Advertisement
More
    BerandaHANKAMPELANGGARAN HAM KKB, SALAH SATU PENYEBAB MENINGKATNYA STUNTING DI INTAN JAYA PAPUA

    PELANGGARAN HAM KKB, SALAH SATU PENYEBAB MENINGKATNYA STUNTING DI INTAN JAYA PAPUA

    PAPUA, “tabloidnusantara.com” – Kurangnya pasokan makanan yang memadai ke kampung-kampung terpencil akibat konflik bersenjata di Intan Jaya Papua, mengakibatkan warga khususnya anak-anak mulai kekurangan gizi.  Gangguan keamanan dari Kelompok Kriminal Bersenjata  (KKB) memunculkan konflik bersenjata yang berkepanjangan di Intan Jaya selama lima tahun terakhir mengakibatkan menurunnya berbagai aspek kehidupan di wilayah tersebut. Salah satunya yaitu kekurangan gizi pada anak-anak akibat tidak adanya pasokan bahan makanan yang memadai ke wilayah-wilayah perkampungan terpencil di pedalaman Intan Jaya.

    Munculnya kecemasan dan ketakutan masyarakat akibat aksi teror KKB yang mengedepankan cara kekerasan, kekejaman dan tindakan perusakan yang mengarah kepada pelanggaran HAM sangat mengganggu dan menghambat pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah sebagai upaya melaksanakan percepatan pembangunan di Papua.

    READ ALSO : JANGAN LUPAKAN SEJARAH PAPUA, DARI NIATAN BERSATU DENGAN NKRI SAMPAI JADI PRIORITAS PEMBANGUNAN

    KKB lakukan pelanggaran HAM. (twitter.com @TentangPapua)

    Sulitnya jalur transportasi dan logistik akibat tindakan perusakan yang dilakukan KKB disertai kondusi yang tidak aman, berpotensi mempengaruhi ketersediaan bahan makanan sehat bagi penduduk, terutama anak-anak yang tinggal di daerah konflik. Resiko ini menjadi hal yang memprihatinkan ketika anak-anak tidak bersalah kekurangan asupan gizi dan pada akhirnya divonis menderita stunting.

    Ancaman stunting memang menjadi salah satu isu penting di Papua. Presentase stunting pada anak Indonesia mencapai sekitar 30 persen dan Papua memiliki angka yang lebih tinggi dari presentase nasional, yaitu sekitar 50 persen. Dengan demikian, 1 dari 2 anak yang lahir di Papua mengalami stunting. Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menegaskan stunting adalah isu yang harus dituntaskan. Untuk itu, ia mendorong pemerintah dan semua pihak, untuk menurunkan angka stunting di Papua.

    Penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi pada anak balita dalam waktu yang cukup lama. Stunting berdampak sangat besar terhadap tumbuh kembang anak. Tidak hanya gangguan pertumbuhan fisik, stunting juga berdampak pada kecerdasan kognitif anak. Menurut Rahmad, dampak stunting akan mempengaruhi masa depan bangsa, dikarenakan anak-anak ini merupakan penerus pembangunan bagi bangsa termasuk di Papua. “Anak-anak yang mengalami stunting memiliki imun yang tidak baik, sehingga tentu saat dewasa akan lebih riskan sakit. Kemudian pada proses belajar, sedikit banyak pasti akan mengalami gangguan karena stunting juga mempengaruhi kecerdasan anak. Hal itu akan berdampak terhadap masa depan bangsa, karena anak-anak ini merupakan penerus pembangunan bagi bangsa, termasuk di Papua,” tandas politisi PDI-Perjuangan itu.

    READ ALSO : PANGDAM XVII/CENDERAWASIH: KITA JAGA KEUTUHAN NKRI, TIDAK BOLEH ADA PIHAK PISAHKAN PAPUA DENGAN INDONESIA

    Sementara itu, aksi perusakan disertai pembakaran fasilitas kesehatan dan ancaman disertai pembunuhan tenaga kesehatan yang dilakukan KKB menjadi salah satu pemicu menurunnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat Papua khususnya di Kabupaten Nduga. Kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga medis dapat menyebabkan keterbatasan dalam memberikan perawatan kesehatan yang diperlukan, termasuk pencegahan dan pengobatan stunting.

    Situasi tersebut ditanggapi pemerintah Intan Jaya Papua Tengah dengan mengirim puluhan petugas Dinas Kesehatan ke kampung-kampung terpencil dan melakukan survei status gizi di 97 kampung. Survei gizi kali ini juga dilakukan sebagai realisasi program Kementerian Kesehatan dalam upaya menurunkan jumlah kindisi stunting di Papua, yang mengalami peningkatan per 2023.

    TABLOID BOLA

    Tabloid Nusantara
    Tabloid Nusantarahttps://tabloidnusantara.com/
    Membuka Wawasan Dan Mencerdaskan
    RELATED ARTICLES

    Most Popular

    Recent Comments