JAKARTA, “tabloidnusantara.com“ – Aparat kepolisian di Nduga, Papua Tengah diberondong tembakan oleh Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) pada Senin (29/5) sore. Wakapolda Papua Brigjen Ramdani Hidayat mengaku penyerangan itu terjadi saat pihaknya melakukan patroli di kampung Nogolait, Distrik Kenyam. “Saat itu aparat melakukan patroli Kamtibmas, namun saat mereka melakukan patroli ditembaki dari arah atas sehingga anggota membalas tembakan,” ungkap Brigjen Ramdani, Rabu (31/5) malam.
Brigjen Ramdani mengaku tak ada korban jiwa dari pihak polisi. “Laporan yang diterima tak ada korban luka maupun korban jiwa dari pihak kita (polisi). Kalau dari pihak KKB, kami belum tahu karena belum ada laporan,” ujarnya. Brigjen Ramdani mengatakan KKB pelaku penyerangan adalah bagian dari kelompoknya Egianus Kogoya yang dipimpin oleh Yotam Bugiange.
READ ALSO : APARAT AMANKAN 7 ORANG KKB PIMPINAN YOTAM BUGIANGGE
“Pelaku penyerangan adalah mantan anggota TNI yang kabur dari tugas dan bergabung dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya,” ujarnya. Ditanya terkait adanya pengungsi dari warga di kampung Nogolait, Brigjen Ramdani mengaku masih ragu terkait informasi itu. “Kami cek Kebenarannya. Kalau benar saya akan perintahkan kapolres dan meminta pemerintah di Nduga menjamin keamanan mereka di Kamp penampungan,” ujar Brigjen Ramdani.
Dampak dari aksi-aksi teror KKB yang anarkis sangat mengancam masyarakat setempat. Warga menjadi cemas dan takut untuk melaksanakan aktivitasnya. Hal ini justru akan menghambat pembangunan di Papua, baik secara ekonomi maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM).
READ ALSO : NEGOSIASI PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR SULIT, KKB BERPINDAH-PINDAH
Bahkan aksi KKB tersebut tidak hanya menghambat pembangunan di Papua, tetapi juga menghancurkan pembangunan yang sudah dijalankan oleh Pemerintah Indonesia. KKB sebagai pelaku pelanggaran HAM dengan berbagai aksinya berpotensi meningkatkan kemiskinan, membodohi dan menghambat masyarakat Papua untuk mendapatkan kehidupan yang layak.