READ ALSO : DIDUGA DILAKUKAN KKB, WARGA TORAJA DIBUNUH DI YAHUKIMO PAPUA
Sebagai informasi, kekeringan yang melanda Papua ini dipicu oleh cuaca yang ekstrem dengan temperatur suhu rendah, bahkan tanpa hujan yang menerpa di Papua Tengah. Sehingga, kondisi tersebutlah yang membuat tanah-tanah di Papua kering sejak bulan Mei 2023 lalu. Para petani ubi dan keladi mengalami gagal panen dan warga setempat akhirnya kurang pasokan makanan sampai kelaparan. Mereka terpaksa mengonsumsi tanaman umbi-umbian yang telah busuk akibat gagal panen, akibatnya lagi mereka terkena penyakit-penyakit seperti diare, panas dalam, sariawan, dan sakit kepala.
Sebenarnya, sesaat setelah terjadi musibah bencana kekeringan yang melanda warga masyarakat di Kabupaten Puncak Papua itu, Pemerintah Republik Indonesia (RI) juga langsung bergerak dengan sangat cepat tanggap. Melalui Kementerian Sosial (Kemensos RI) dan TNI, penyaluran bantuan berupa bahan makanan langsung dilakukan ke lokasi bencana.

Akan tetapi memang karena serangkaian ulah dan tindak keji yang terus dilakukan oleh gerombolan separatis Papua itu, membuat eksekusi dari penyaluran bantuan menjadi sempat terhambat karena menimbang adanya faktor keamanan. Sampai saat ini bantuan dikirimkan hingga ke Dstrik Sinak.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Mathius D Fakhiri mengungkapkan bahwa terdapat 2 (dua) distrik di Bumi Cenderawasih yang menjadi titik sangat rawan karena disana biasanya memang tergolong masuk ke dalam wilayah perlintasan KST Papua biasanya di 3 (tiga) kabupaten, yakni di Puncak, Puncak Jaya serta Lanny Jaya.
Tentunya dengan mengetahui kondisi titik lokasi yang sangat rawan tersebut, kemudian pihak Kepolisian sangat menginginkan agar supaya proses pengantaran bantuan kepada para korban bencana kekeringan tidak sampai terganggu akan proses keamanannya yang justru mampu menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Terlebih, bahwa untuk bisa mencapai ke titik lokasi itu hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki saja atau menggunakan pesawat kecil. Namun pihak aparat keamanan berkomitmen
Penuh untuk memberikan bantuan dan bisa memastikan seluruh penyaluran kepada korban kekeringan berjalan dengan lancar. Solusi yang ditawarkan adalah dengan melakukan mobilisasi masyarakat untuk datang ke Sinak.
Penjagaan keamanan juga tentunya pasti akan sangat diperketat agar masyarakat yang mengambil bahan bantuan dari Pemerintah RI tersebut tidak terganggu oleh keberadaan dan ulah dari KST Papua sehingga mereka pun bisa mendapatkan hak mereka dengan maksimal.
READ ALSO : KRONOLOGIS SATGAS GABUNGAN DAMAI CARTENZ GREBEK MARKAS KKB DI YAHUKIMO
Meski terdapat ancaman yang sangat serius dari pihak KST Papua, namun kerja keras dari seluruh jajaran aparat keamanan personel gabungan patut untuk mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi karena sama sekali tidak mengenal lelah untuk bisa menyalurkan seluruh bantuan bagi warga masyarakat terdampak korban bencana kekeringan di Kabupaten Puncak.
Berita ini dikutip dari tulisan salah seorang Mahasiswa Papua yang tinggal di Jakarta atas nama Alvaro Hukubun dan dimuat dalam tajuk opini dengan judul Aparat Pastikan Kawal Bantuan Korban Kekeringan Meski Ancaman Kst Papua.