JAKARTA, “tabloidnusantara.com” – Papua, sebuah permata timur Indonesia, adalah salah satu daerah yang paling kaya dan beragam di negara ini, baik dari segi budaya maupun kekayaan alam. Dengan luas lebih dari 400.000 kilometer persegi, Papua menawarkan berbagai jenis ekosistem, mulai dari dataran tinggi yang dihiasi pegunungan berapi, dataran rendah yang diliputi hutan hujan tropis yang lebat, hingga garis pantai yang panjang dengan keanekaragaman hayati laut yang luar biasa. Namun, keunikan dan kekayaan alam Papua tidak hanya menjadi daya tarik bagi para peneliti dan wisatawan, tetapi juga telah memberikan keuntungan strategis bagi Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau yang dikenal sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kekayaan alam, topografi yang rumit, dan hutan hujan tropis yang lebat di Papua seringkali memberikan manfaat yang signifikan bagi operasi dan mobilitas OPM/KKB. Keuntungan ini memperlihatkan bagaimana lingkungan alam dapat mempengaruhi dinamika konflik dan bagaimana kelompok bersenjata dapat memanfaatkan kondisi geografis dan ekologis untuk keuntungan mereka.
READ ALSO : PANGLIMA TNI: 4 PEKERJA BTS BUKAN DISANDERA KKB PAPUA
Topografi Papua yang unik dan geografi yang luas memberikan peluang bagi OPM/KKB untuk bersembunyi dan bergerak dengan relatif aman. Papua merupakan wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan yang menjulang tinggi dan hutan hujan tropis yang lebat, yang dapat menyulitkan pengejaran dan pencarian oleh pihak berwenang. Medan pegunungan di Papua yang curam dan berbatu dapat juga menjadi hambatan bagi operasi militer darat dan udara Pegunungan Sudirman dan Maoke, misalnya, memiliki puncak yang tertutup salju sepanjang tahun dan lereng yang curam, membuatnya sulit untuk didaki dan ditembus. Di sisi lain, hutan hujan tropis yang lebat menawarkan perlindungan alami, memungkinkan OPM/KKB untuk bersembunyi dari pengintaian udara dan menjaga posisi mereka tetap rahasia. Selain itu, wilayah ini juga memiliki jaringan sungai dan danau yang memungkinkan transportasi dan mobilitas yang lebih efisien bagi OPM/KKB.
Keanekaragaman hayati yang melimpah di Papua memberikan sumber daya yang memadai untuk kelangsungan hidup OPM/KKB. Sumber makanan seperti ikan, daging hutan, dan berbagai jenis buah-buahan hutan dapat ditemukan dengan mudah. Sungai dan danau yang berlimpah tidak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi, tetapi juga sebagai sumber ikan dan air tawar. Hutan hujan tropis juga menyediakan bahan baku untuk berbagai kebutuhan, seperti pembuatan peralatan dan perlindungan. Misalnya, pohon sagu, yang banyak ditemukan di Papua, dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari makanan hingga bahan bangunan. Selain itu, berbagai jenis tanaman obat yang tumbuh di hutan Papua juga dapat digunakan oleh OPM/KKB untuk perawatan medis dan keperluan lainnya.
Isolasi Papua dari bagian lain Indonesia juga memberikan keuntungan bagi OPM/KKB. Infrastruktur di Papua belum sepenuhnya dikembangkan, dengan banyak wilayah yang sulit dijangkau oleh jalan raya atau transportasi umum. Ini berarti bahwa banyak wilayah di Papua yang sulit dijangkau oleh pihak berwenang, terutama di daerah pedalaman dan pegunungan. Minimnya akses ini memberikan peluang bagi OPM/KKB untuk beroperasi dengan lebih bebas dan sulit untuk ditangkap.
Selain itu, kurangnya infrastruktur juga berarti bahwa informasi dan berita sering kali lambat mencapai wilayah ini, memungkinkan OPM/KKB untuk mengontrol narasi dan mempengaruui persepsi masyarakat lokal. Dalam beberapa kasus, OPM/KKB telah berhasil memanfaatkan isolasi ini untuk mendapatkan dukungan lokal, baik melalui propaganda atau dengan mengeksploitasi ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat.
READ ALSO : DUA LUKA BACOK, EMPAT PEKERJA TOWER BTS AKHIRNYA DIBEBASKAN
Sesuai seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berbicara mengenai kompleksitas masalah penyanderaan di Papua menanggapi pertanyaan wartawan tentang keseriusan dalam penyelesaiannya. Jokowi mengatakan situasi di lapangan tak semudah dibayangkan banyak orang. Menurutnya medan lapangan di Papua sangat sulit, sementara itu KKB di Papua menguasai medan lapangan. “Medannya itu betul-betul medan yang sangat sangat sulit. hutan belantara. Sangat dingin, jurangnya dalamnya beratus-ratus meter, kalau belum kesana belum bisa membayangkan. Padahal yang namanya KKB itu nguasai lapangannya,” ujar Jokowi.
Namun Jokowi menegaskan pernyataannya itu bukan untuk menyebarkan pesimisme. Dia hanya ingin masyarakat tahu mengenai medan terjal di Papua. “Bukan berarti kita pesimis. Ndak. Tapi memang medannya seperti itu. Tapi kan juga kemarin yang sandera sudah ada yang juga yang sudah bisa diamankan kembali. Medannya kalau bapak ibu ke sana baru ngerti betul betapa medannya sangat berat sekali,” jelas Jokowi di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Senin (15/5/2023).
Namun penting untuk memahami bahwa meskipun kondisi alam Papua memberikan keuntungan bagi OPM/KKB, ini bukan berarti bahwa mereka memiliki kendali penuh atas wilayah ini. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan ini, mulai dari operasi militer hingga program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu, masyarakat Papua sendiri, meskipun sering kali terjebak dalam konflik, telah menunjukkan ketahanan dan tekad yang kuat untuk meraih perdamaian dan kemakmuran.
Namun, ada juga tantangan yang dihadapi oleh OPM/KKB akibat kondisi alam Papua. Iklim yang ekstrem, penyakit tropis, dan kehidupan liar bisa menjadi hambatan bagi kelompok ini. Papua adalah rumah bagi berbagai jenis serangga, reptil, dan mamalia yang bisa berbahaya, termasuk malaria dan demam berdarah, yang bisa menjadi ancaman bagi kesehatan mereka. Selain itu, ketergantungan