READ ALSO : AKSI TEROR KKB PAPUA ANCAM PENINGKATAN KEMISKINAN DAN TRAUMA RAKYAT PAPUA
Menyikapi hal ini Julius menegaskan bahwa tidak ada upaya TNI untuk menghambat negosiasi dan lalu lintas masyarakat. TNI justru hadir untuk melindungi masyarakat dari pihak-pihak yang membawa material terlarang sehingga bisa memperpanjang konflik. ”Kalau yang membawa material terlarang memang kami larang,” tuturnya. Ia mempertanyakan pernyataan-pernyataan yang menjadikan alasan kehadiran TNI sebagai penyebab tidak berjalannya negosiasi. ”Kami justru membuka dialog dan ingin melibatkan semua komponen bangsa. Justru perlu dipertanyakan kalau ada alasan-alasan lain,” kata Julius.
Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menawan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, selama lima bulan terakhir di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Menurut Benny, saat ini aparat dari kepolisian tidak lagi berada di lokasi yang akan ditetapkan sebagai tempat negosiasi antara Dewan Gereja Papua dan para penyandera Philip. Akan tetapi, pasukan dari TNI masih berada di area tersebut. ”Diperlukan tempat yang aman dalam negosiasi dengan kelompok Egianus. Tempat tersebut tidak boleh dimasuki pasukan agar proses pembicaraan berjalan lancar,” kata Benny.
Sementara itu sebelumnya Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan pihaknya membuka ruang bagi siapapun yang merasa mampu untuk berkomunikasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam upaya membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Kapolda juga menyebut bahwa aparat keamanan juga siap memberikan jaminan, namun terdapat batasan waktu yang diberikan dalam proses komunikasi itu. “Saya tidak bisa memberikan waktu cukup lama karena kami kan selalu ditanya sudah berapa lama kapan tentunya kecermatan dan ketelitian ini yang kita selalu dihitung dengan baik dan diperhatikan,” kata Fakhiri dalam keterangannya, Sabtu (17/6).