PAPUA, “tabloidnusantara.com” – Tidak sedikit pihak yang mendukung penuntasan segera terhadap Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua oleh aparat keamanan demi pembangunan kesejahteraan masyarakat di Papua. Aksi yang dilakukan oleh KSTP telah meresahkan bangsa Indonesia khusus masyarakat yang tinggal di Papua. Hal tersebut tentu saja membuat aparat keamanan harus bertindak secara tegas kepada KSTP yang telah membuat ulah di Papua.
KST Papua juga diketahui melibatkan pelajar SMP dan SMA untuk menyerang personel TNI. Masyarakat setempat pun juga mulai gerah dan hendak mengusir para anggota gerombolan KSTP agar meninggalkan kampung mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa warga asli Papua-pun menolak kedatangan KSTP.
Salah satu anggota KSTP yang menyerahkan diri mengaku, bahwa banyak di antara mereka yang tidak benar-benar menginginkan kemerdeaan Papua dan membentuk Republik Federal Papua Barat. Ada yang hanya ikut-ikutan dan tergiur akan tawaran KSTP yang menjanjikan hidup enak. Apalagi KSTP juga mengizinkan anggotanya untuk memegang senjata api yang dianggap bisa digunakan untuk bergaya.
READ ALSO : TAK SENANG PEMBANGUNAN POS TNI/POLRI DI DEKAI, KSTP SERANG POS SATGAS PAMTAS MOBILE YON 7 MARINIR
Aparat keamanan juga tak pernah berhenti untuk tetap siaga di Papua, walau kondisi geografis yang sulit, namun aparat tetap berusaha menguasai medan dengan menjelajahi tiap inci wilayah Papua. Tidak ada kata putus asa, karena negara harus dibela dari kelompok separatis, meski keselamatan diri menjadi taruhannya.
Masyarakat Papua juga memberikan apresiasi kepada aparat keamanan atas segala upaya yang telah dilakukan guna melindungi masyarakat Papua. Apalagi aparat keamanan berhasil menemukan lokasi markas KSTP dan langsung diserbu oleh aparat keamanan untuk membasmi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Aparat keamanan juga melakukan penyerbuan terhadap markas besar KSTP di Kabupaten Yahukimo Papua Pegunungan pada 1 Agustus 2023 lalu. Buntut dari penyergapan tersebut adalah sebagai salah satu balasan atas penyerangan pos Brimob Paradiso.
Penyerangan pos Brimob Paradiso tersebut menyebabkan tembakan yang diduga berasal dari anggota KSTP berinisial AS setelah diselidiki oleh Satgas Damai Cartenz. Kemudian tak selang berapa lama, markas besar KSTP ditemukan oleh aparat keamanan dan mereka siap untuk menggerebeknya.
READ ALSO : PASCA KONTAK TEMBAK TNI DAN KSTP, DANDIM YAHUKIMO PASTIKAN WARGA DEKAI TAK MENGUNGSI
Kapolda Papua Mathius D Fakhiri memastikan hasil penggrebekan tersebut akhirnya menewaskan dua orang anggota KSTP. Memang sempat terjadi perlawanan yang akhirnya menewaskan dua anggota KSTP dan melukai satu anggota Brimob Bharatu Jogianus Ricko yangg terkena luka tembak di paha sebelah kiri. Beberapa barang bukti juga ditemukan di tempat kejadian, di antaranya enam senjata api, beberapa amunisi dan barang bukti lainnya yang sudah berhasil diamankan oleh aparat keamanan.
Mengetahui kabar tersebut, tentu saja masyarakat yang tinggal di Papua khususnya Papua Pegunungan merasakan kelegaannya setelah mengetahui bahwa sedikit demi sedikit KSTP mulai goyah dan diberantas. Warga juga mengapresiasi seluruh upaya yang telah dilakukan oleh aparat keamanan saat penyerbuan markas besar KSTP tempat mereka bersarang. Pasalnya, memang sudah lama KSTP bertindak brutal.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa dalam melakukan penegakan hukum terhadap KSTP juga harus tegas dan terukur. Dirinya juga mengaku bahwa pihaknya akan terus mengawal keamanan di Papua. Listyo juga mengaku akan terus berkomunikasi dengan Komnas HAM di pusat maupun di Papua. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa langkah yang dilakukan oleh jajarannya sudah proporsional.
Pada awal 2023, KSTP bertindak anarkhis dengan melakukan pembakaran terhadap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Oksibil, Kabupaten Bintang. Insiden tersebut membuat satu ruang kelas terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut dikarenakan kejadian kebakaran terjadi saat tidak ada kegiatan proses belajar mengajar.
READ ALSO : INDONESIA SELALU JALIN KOMUNIKASI DENGAN SELANDIA BARU SOAL PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR
Pembakaran sekolah yang dilakukan oleh KSTP tentu saja menjadi bukti bahwa KSTP tidak menginginan pembangunan di Papua. KSTP tidak senang jika generasi muda di Papua mendapatkan pendidikan yang layak. Bahkan kekacauan tersebut membuat sektor ekonomi sempat lumpuh.
Sementara itu, dalam rangkaian HUT Kemerdekaan RI ke-78, KSTP berulah dengan mengganggu keamanan dan mengancam keselamatan masyarakat di Pegunungan Tengah Papua. Gangguan keamanan dari KSTP tersebut berupa aksi melakukan tembakan yang mengarah ke Lapangan Trikora, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.
Tidak hanya itu, KSTP juga membakar Gedung Perpustakaan SMAN 1 Ilaga pada 17 Agustus 2023, sekitar pukul 13.28 WIT. Aksi pembakaran keji itu, dilakukan oleh KSTP pimpinan Titus Murib. Sehari sebelumnya, Tiga orang warga dilaporkan meninggal usai penembakan yang diduga dilakukan oleh KSTP di Komplek Yosoma, Jalan Batas Batu, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Selama ini TNI yang berada di Papua telah menjalankan kegiatan guna membantu berbagai kesulitan serta kebutuhan masyarakat Papua. Tentu saja dalam bertindak harus humanis dan tidak boleh menyakiti hati rakyat. Namun demikian KSTP juga terus berulah melalui berbagai aksi teror terhadap masyaraat Papua, dengan membunuh masyarakat yang tidak berdosa, juga membunuh aparat negara yang sedang bertugas.
Keberanian dan ketegasan aparat keamanan tentu saja patut diapresiasi, keamanan di Papua harus terus diupayakan agar pembangunan di Papua dapat terus berjalan.
Berita ini dikutip dari tulisan salah seorang Mahasiswa Papua yang tinggal di Jakarta atas nama Alvaro Hukubun dan dimuat dalam tajuk opini dengan judul Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Menindak KST Papua.
READ ALSO : KASAD TEKANKAN PRAJURITNYA WASPADA DAN TETAP MENCINTAI RAKYAT DIMANAPUN BERTUGAS