JAKARTA, tabloidnusantara,com – Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti memberikan penilaian terkait keputusan Presiden Prabowo Subianto mengganti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro belum dikatakan sebagai langkah tegas. Prabowo menunjuk Brian Yulianto menggantikan Satryo, Rabu (19/2)
“Tidak bisa disebut langkah tegas (Prabowo) karena ini menterinya kan benar-benar (berlatar belakang) profesional gitu ya, beliau tidak punya partai, tidak punya basis massa, bukan pemimpin ormas, beliau betul-betul cuma akademisi.” Katanya.
BACA JUGA : OPINI DALANG DIBALIK, AKSI DEMO ADILI PRESIDEN KE-7 Ir. JOKO WIDODO
“Jadi kalau dicopot pun ya enteng banget nyopotnya, itu secara politik gitu,” ucap Ray.
Lanjut Ray, yang baru dikatakan langkah luar biasa apabila Prabowo berani mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Kalau Kapolri yang sekarang dicopot, kelihatan tuh macannya,” ujar Ray.
Penggantian Satryo, Setidaknya ada tiga faktor menurut Ray yang menjadi sebab.
Pertama adalah konflik Satryo dengan pegawai dan staf Kemendikti Saintek beberapa waktu lalu.
“Faktor kedua adalah soal itu tadi dalam 100 hari ini kok mahasiswa bisa bergerak ya, apakah Mendikti tidak melakukan upaya-upaya untuk katakanlah misalnya meredamnya,” ungkapnya.
BACA JUGA : PANGLIMA TNI TERIMA KUNJUNGAN KEHORMATAN PANGLIMA ARMADA PASIFIK AS BAHAS PENINGKATAN KERJASAMA MILITER
Faktor ketiga, Ray menilai Satryo sebagai akademisi yang mempercayai semangat pendidikan bebas.
“Bahwa pendidikan itu untuk kebebasan gitu, nah tentu itu sangat berbeda dengan cara berpikir Pak Prabowo sebagai militer yang menganggap ya segala sesuatunya itu harus bersifat strukturalis komandois gitu kan.” Tambahnya.
“Nah itu enggak sejalan tuh dengan basis pendidikan sebagai pembebasan itu,” tutupnya.