JAKARTA, “tabloidnusantara.com” – Operasi Damai Cartenz yang bekerja lebih kurang 4 bulan mulai menunjukkan hasil. Satgas gabungan TNI dan Polri saat ini benar-benar mempersempit gerakan KKB dan membuat Egianus Kogoya kesulitan untuk mendapatkan logistik. Segala upaya mungkin dilakukan KKB untuk bertahan, namun masyarakat Papua sudah paham dan mengerti bahwa KKB hanya kelompok yang membuat keonaran, menebar ancaman dan tega menghilangkan nyawa masyarakat yang tidak berdosa, sehingga masyarakat juga enggan untuk membantunya. Sejumlah infrastruktur telah mereka rusak dan bahkan mereka membakarnya tanpa merasa bersalah.
Belum selesai masalah penyanderaan pilot pesawat Susi Air Kapten Pilot Philips Max Merhten, pada hari Jumat (12/5) pukul 09.00 WIT kelompok yang mengatasnamakan KKB berulah dengan menyandera sejumlah pekerja proyek BTS di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.
Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady seperti yang dikutip dalam pemberitaan media online msn.com mengungkapkan bahwa enam orang pekerja Tower BTS Telkomsel pada mulanya berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan Pesawat Elang Air pada pukul 08.30 WIT. Rombongan tersebut dipimpin oleh Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang Alverus Sanuari. Setibanya di Lapangan Terbang Okbab, rombongan tersebut langsung dihadang oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok KKB.
READ ALSO : KKB LUMPUH, TNI-POLRI SITA BARANG PENTING TERCECER MILIK KKB PAPUA
Benny menyebut kelompok itu menggunakan senjata tajam seperti parang dan melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang pekerja. “Alverus Sanuari beserta salah satu korban luka yang bernama Benyamin Sembiring, dibebaskan untuk kembali ke Oksibil. Mereka tiba di Bandara Oksibil sekitar pukul 11.00 WIT dan langsung dilarikan ke RS Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis,” ujar Benny dalam keterangannya, Sabtu (13/5).
Benny mengatakan hingga saat ini, masih ada empat orang yang disandera oleh kelompok tersebut. Adapun dua di antaranya mengalami luka akibat penganiayaan. Identitas pekerja yang masih disandera adalah staf PT IBS, Asmar yang mengalami luka di bahu kanan. Kemudian, staf distrik, Peas Kulka; seorang pemuda dari Distrik Borme, Senus Lepitalem; dan seorang staf PT IBS, Fery yang mengalami luka di bahu kiri.
Usai menyandera keempat pekerja, KKB ternyata mengirim pesan kepada pihak kepolisian yang berisi permintaan uang tebusan sebesar 500 juta sebagai syarat pembebasan para sandera,” kata Kabid Humas Polda Papua melanjutkan penjelasannya.
Kini Polisi bersama Forkopimda Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin) kini merundingkan upaya pembebasan empat pekerja tower BTS Telkomsel itu. Tuntutan ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang, dan langkah-langkah sedang diambil untuk menangani situasi ini dengan cepat dan mengamankan keselamatan para sandera,” jelas Benny.
READ ALSO : Pesan Pangdam XVII/Cenderawasih Saat Sertijab Danrem 172/PWY
Benny menyebut Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Mohamad Dafi Bastomi, Wakil Bupati Kris Bakweng Uropmabin, tokoh adat setempat, hingga satuan tugas TNI-Polri dan Operasi Damai Cartenz telah mengadakan rapat untuk merumuskan langkah-langkah penanganan kejadian ini.
Sementara itu Dafi mengatakan bahwa pemerintah daerah dan aparat keamanan telah menjalin komunikasi melalui tokoh adat Okbab setempat guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi korban. “Upaya negosiasi dan penyelesaian secara damai menjadi prioritas, namun tetap memperhatikan hukum dan kebijakan yang berlaku. Pemerintah berharap dapat mengatasi situasi ini dengan cepat dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat,” kata Dafi.