Menurut Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, sepanjang tahun 2022 lalu ada 55 orang yang kehilangan nyawa karena serangan KST. Oleh karena itu aparat diminta bertindak tegas terukur agar KST tidak menjadi-jadi.
Masyarakat mendukung TNI dan Polri dalam upaya pemberantasan KST. Mereka sadar bahwa aparat adalah sahabat rakyat. Oleh karena itu kedatangan aparat sangat disambut karena tujuannya untuk mengamankan warga Papua.
Warga Papua sadar bahwa penambahan jumlah personel TNI dan Polri di Papua bukan untuk mengganti status menjadi daerah operasi militer, seperti di Aceh 20 tahun lalu. Namun aparat datang untuk menjaga masyarakat dari ganasnya serangan KST.
Jangan ada yang percaya hoaks tentang negatifitas penambahan aparat di Papua. Saat makin banyak pasukan, tidak berefek buruk pada warga sipil. Tidak mungkin aparat tak mampu membedakan yang mana pasukan KST dan yang mana masyarakat biasa, sehingga mustahil ada korban jiwa dari rakyat Papua.
Masyarakat juga menyadari bahwa penambahan jumlah aparat di Papua demi mengawal pembangunan di Bumi Cendrawasih. Percepatan pembangunan harus berhasil, demi masa depan rakyat Papua yang makin cerah. Oleh karena itu butuh peran aparat dalam mengamankan situasi dari kelompok separatis yang sangat berbahaya.
READ ALSO : PEMERINTAH RI HINDARI DAN PAHAMI DAMPAK PELANGGARAN HAM DALAM TANGANI KKB PAPUA
Rakyat Papua mengapresiasi pengawalan pembangunan oleh anggota TNI di Bumi Cendrawasih. Situasi Papua agak berbeda dari daerah lain sehingga butuh tambahan jumlah aparat, untuk keamanan warga sekaligus pengawalan proyek-proyek pembangunan di sana.
Tulisan berita ini dikutip dari salah seorang Mahasiswa Papua yang tinggal di Makasar atas nama Ones Yikwa dan dimuat dalam tajuk opini dengan judul Mengapresiasi Institusi Keamanan Mengawal Pembangunan Papua