PAPUA, “Tabloidnusantara.com” – Aparat keamanan memastikan akan mengawal seluruh bantuan untuk para korban kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah meskipun ancaman KST Papua masih ada. Hal tersebut sama sekali tidak meredam bagaimana semangat yang dimiliki oleh seluruh jajaran aparat keamanan demi memastikan seluruh masyarakat Bumi Cenderawasih hidup dengan aman dan nyaman.
Seperti yang diketahui, beberapa daerah di Papua, khususnya Kabupaten Puncak, Papua Tengah mengalami bencana kekeringan dalam satu pekan terakhir. Kekeringan yang melanda Papua ini menyebabkan warga setempat turut mengalami beberapa penyakit bahkan dilaporkan ada enam orang yang meninggal dunia.
READ ALSO : PANGLIMA TNI SIAPKAN PASUKAN AMANKAN DISTRIBUSI BANTUAN DARI ANCAMAN KKB
Pemerintah RI telah menyalurkan bantuan untuk warga setempat, namun memang akses disana dikatakan cukup sulit ditengah-tengah ancaman Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua yang masih berkeliaran. Sehingga membuat bantuan tidak bisa langsung menggunakan pesawat terbang, melainkan dijangkau dengan berjalan kaki dari Distrik Sinak menuju distrik yang lainnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa potensi gangguan keamanan dari KST Papua itu memang ada faktor-faktor ancaman yang datang dari Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua pimpinan Egianus Kogoya, namun aparat keamanan akan memastikan bahwa mereka mengawal bantuan agar sampai ke para korban dan tidak ada bantuan yang diambil oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.
Bantuan yang datang tersebut berupa bahan-bahan pokok yang didistribusikan ke Distrik Sinak sebagai posko utama, kemudian disalurkan ke Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume dengan berjalan kaki. Pasalnya, menurut Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhri menyebutkan bahwa distrik tersebut tergolong rawan, karena keduanya merupakan perlintasan Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua. Oleh karenanya, agar tidak terjadi gangguan keamanan lebih lanjut, pengantaran bantuan disalurkan dengan berjalan kaki.
Sementara itu, menurut Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman, pemerintah daerah dan aparat keamanan setempat terpaksa meminta warga yang terdampak kekeringan untuk mengambil bantuan ke Sinak. Sebelumnya, Bupati Puncak, Willem Wandik menyatakan kekeringan tersebut telah memakan korban kelaparan hingga meninggal dunia. Korban-korban yang meninggal dunia diantaranya yakni Yenis Telenggen (38), Yemina Murib (42), Ater Tabuni (46), Tenus Murib (46), Tera Murib (39), dan bayi yang bernama Ila Telenggen.