JAKARTA, “Tabloidnusantara.com” – Lambatnya upaya pembebasan Pilot Susi Air, Philip Mark Marthens oleh pemerintah daerah bersama aparat gabungan TNI-Polri menuai kritikan dari anggota DPR RI, Yan Mandenas. Karena memasuki bulan ketujuh Pilot Asal Selandia Baru itu belum juga dibebaskan.
Anggota DPR RI, Yan Mandenas mengatakan,upaya pembebasan Pilot Susi Air, Philip Mark Marthens yang berlangsung lambat akan berdampak pada citra Pemerintah Indonesia di mata negara sahabat dan negara mitra. Karena Indonesia dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah penyanderaan ini secara serius.
READ ALSO : KASAD KLAIM PAPUA MEMBAIK, MESKI GANGGUAN TEROR KSTP MENINGKAT
Sementara itu Panglima TNI Laksamana Yudo Margono ingin pembebasan pilot Susi Air tersebut mengunakan cara kemanusiaan. Yudo juga mengatakan terus berusaha mengedepankan sisi kemanusiaan. Yudo melakukan hal ini untuk menghindari jatuhnya korban dalam upaya penyelamatan sang pilot.
Yudo mengatakan upaya pembebasan masih terus dilakukan melalui negosiasi. Dia juga menjelaskan alasan sengaja tak melakukan penyerangan dalam upaya pembebasan itu. “Negosiasi kan selalu saya sampaikan kita tetap negosiasi, negosiasi. Kalau penyerangan yang rugi siapa, kan pasti masyarakat nanti ada yang terkena. Makanya tetap kita kedepankan negosiasi,” ungkapnya. Yudo mengatakan tidak ada batas waktu dalam pembebasan pilot asal Selandia Baru itu. “Kan negosiasi nggak ada batasnya, kita tunggu sajalah hasilnya ya,” kata Yudo.
READ ALSO : BHAKTI TNI BAGI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT PELOSOK JAYAWIJAYA
Senada dengan Panglima TNI, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengakui, upaya pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru masih terus dilakukan namun tidak tergesa-gesa. Memang benar upaya pembebasan terhadap sandera yang ditawan KKB terus dilakukan dengan penuh ketelitian dan pendalaman secara cermat. Negosiasi masih dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak termasuk keluarga, jelas Irjen Pol Fakhiri dikutip ANTARA, Jumat, 8 September.
Diakui, langkah yang diambil itu untuk meminimalisir jatuhnya korban baik sipil maupun aparat keamanan. “Kami berupaya menekan terjadinya kekerasan, apalagi saat ini sedang menuju agenda nasional, ” tegas Irjen Pol Fakhiri.
Kapolda Papua mengakui, aparat keamanan tidak melakukan tindakan ofensif atau melakukan pengejaran. Aparat keamanan lebih mengutamakan menjaga kawasan pemukiman masyarakat guna memberikan rasa aman.
READ ALSO : MESKI DILAPORKAN SEHAT, KAPOLDA KHAWATIR KESEHATAN PILOT SUSI AIR