PAPUA, “Tabloidnusantara.com” – Polisi menangkap tiga orang diduga anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat (11/8/2023). Pengungkapan kasus ini dilakukan tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartez dan Polres Yahukimo.
Ketiga pria diduga anggota KKB diamankan petugas saat razia usai terjadi aksi penodongan dan penembakan terhadap warga di Jalan Sosila. Identitas mereka masing-masing berinisial AN (14) remaja berstatus pelajar, IK (20) dan WK (20).
READ ALSO : KAPOLDA PAPUA SELIDIKI MENINGKATNYA ESKALASI GANGGUAN KEAMANAN DI YAHUKIMO
Kepala Operasi Damai Cartenz 2023 Kombes Pol Faizal Ramadhani mengatakan, pengangkapan berawal saat personel Ipda Syahruddin menerima informasi dari telepon terjadi aksi penodongan dan penembakan di Kompleks Jalan Sosial, Yahukimo. Dalam peristiwa tersebut, korban Syaiful Ewa selamat dari aksi penembakan. Sementara para pelaku diduga KKB langsung melarikan diri.
Mendapat informasi itu, anggota gabungan Polres Yahukimo dan Satgas Gakkum Ops Damai Cartenz bergerak cepat ke lokasi dan langsung merazia kawasan tersebut. “Hasil razia ini, anggota mengamankan tiga orang diduga anggota KKB wilayah Yahukimo,” ujarnya, Sabtu (12/8/2023).
READ ALSO : KKB TINGKATKAN AKSI TERORNYA JELANG HUT KEMERDEKAAN RI KE-78
Dalam beberapa kali kejadian KKB selalu melibatkan anak-anak dan pelajar sebagai tameng dalam setiap aksinya. Tujuan dijadikannya tameng agar pelanggaran hak asasi manusia (HAM) selalu ditujukan pada aparat TNI dan Polri. “Kami sudah lama mengetahui bila anak-anak dan kaum perempuan dijadikan tameng hidup oleh KKB,” kata Brigjen TNI J.O. Sembiring (April 2023)
Dikatakan pula bahwa aksi sadis yang dilakukan Egianus Kogoya sejak 2017 sampai saat ini. Ia menyebutkan bahwa itu salah satu cara agar tercipta opini bahwa anggota TNI/Polri yang melakukan penembakan terhadap anak-anak dan kaum perempuan hingga berujung pada pelanggaran HAM.
“Namun, saat ini prajurit TNI/Polri sudah terlatih, mengerti mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dilakukan karena HAM menjadi pedoman bagi prajurit dalam bertugas,” kata Danrem Sembiring.
Adanya masyarakat dan anak-anak yang dilibatkan dalam peristiwa penyerangan pasukan TNI oleh kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua, perlu didalami. Jika benar, hal tersebut juga sangat menyalahi hukum internasional humaniter.
READ ALSO : OPERASI PENEGAKAN HUKUM DILAKUKAN SATGAS DAMAI CARTENZ DALAM PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR