JAKARTA, “tabloidnusantara.com” – Masyarakat Papua sejatinya ingin hidup aman dan damai tanpa adanya gangguan, ancaman dan terror dari KKB. Satu-persatu para tokoh di Papua sudah mulai memberanikan dirinya menyatakan sikap penolakan terhadap keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di tanah Papua. Penolakan terhadap aksi teror yang kerap dilakukan Kelompok KKB datang dari masyarakat Asli Papua sendiri.
Kepala suku di Papua tak ingin ada kekacauan di tanah Papua yang kerap dilakukan para anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua. Penolakan terhadap aksi teror yang dilakukan KKB Papua antara lain disuarakan Kepala Suku Kamoro, Bernadus Yawa Kepala Suku Kamoro. Bernadus Yawa sangat menyesalkan aksi teror dan serangan yang sering dilakukan anggota KKB Papua selama ini, terutama ketika permintaannya tidak dituruti, dapat dipastikan mereka /KKB akan melakukan teror pembantaian terhadap masyarakat yang tidak mengerti apa-apa. “Saya Bernadus Yawa, Kepala Suku Kamoro bertindak keras dan menolak KKB di atas tanah Papua, Kami berterima kasih kepada bapak TNI-Polri karena sudah berada disini untuk melindungi kami agar daerah ini aman,” tegasnya.
READ ALSO : MAHFUD MD: TIDAK ADA NEGOISASI POLITIK, BERANTAS YANG INGIN AMBIL SECUILPUN DARI NKRI
Sementara itu tahun lalu, Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak Abelom Kogoya juga pernah menyerukan penolakan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayahnya. Pernyataan itu dikeluarkan Abelom usai pemakaman Beby Tabuni, salah satu dari delapan korban tewas penyerangan KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Saat itu para pekerja sedang memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel yang lokasinya berada di ketinggian dan belum terdapat akses jalan darat diserang dengan tembakan. Akibatnya delapan orang tewas, salah satunya anak kepala suku.
Sebagai kepala suku besar yang membawahi seluruh suku di Kabupaten Puncak, Abelom tak ingin konflik bersenjata kembali pecah di wilayahnya. Ia tak ingin ada lagi korban jiwa akibat konflik bersenjata. “Saya tidak mau lagi mereka datang tembak-tembak tempat saya, kalau mereka berbuat lagi saya minta aparat keamanan langsung amankan mereka dan diproses,” kata Abelom lewat keterangan tertulis, Abelom ingin pembangunan di wilayahnya bisa terlaksana dengan baik. Sehingga, kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan. Bagi Abelom, KKB bukan masyarakat Papua karena tega membunuh sesama. Mereka juga terus menebar ketakutan bagi masyarakat di Papua. “Kalau dianggap saudara tidak mungkin anak ini Beby Tabuni mereka bunuh, mereka cuma buat hancur kota ini, mereka bakar, mereka membunuh,” kata Abelon.
READ ALSO : KASAD : KKB PAPUA HANYA SEKELOMPOK ORANG YANG MENCARI BIAYA MAKAN
Penolakan juga pernah dilakukan oleh organisasi pemuda dan masyarakat yang tergabung dalam Komponen Masyarakat Papua, di Kota Jayapura. Organisasi ini menyatakan menolak tegas kehadiran Organisasi Papua Merdeka (OPM). OPM yang dianggap sebagai KKB Papua dinilai telah meresahkan warga di Papua. KKB Papua tak habis-habisnya menebar teror dan penembakan terhadap warga sipil hingga aparat keamanan. OPM atau disebut KKB bahkan tak segan-segan menghilangkan nyawa putra daerah Papua sendiri.
Ketua II Pemuda Adat Saireri, Ali Kabiay, mengatakan perjuangan KKB saat ini tak murni membela orang Papua. Upaya yang dilakukan kelompok separatis tersebut pun dinilai sudah kuno. “Negara lain sedang bersaing dalam perang okonomi, OPM masih sibuk melakukan kekerasan dan teror bahkan kepada orang Papua sendiri,” ujar Ali dalam isi deklarasinya.
Pernyataan sikap serupa juga disampaikan oleh Dewan Gereja Papua yang beranggotakan para Pendeta di bawah kepemimpinan Uskup Jayapura Mrg Yanuarius Theofilus Matopai You. Uskup Jayapura ini menyatakan keprihatinannya atas kekacauan dan teror yang terjadi karena ulah sekompok orang yang yang mengakibatkan jatuhnya korban masyarakat yang tidak berdosa. “Ini perlu diakhiri, kalau tidak korban semakin banyak berjatuhan, saya khawatir anak-anak dan perempuan ikut jadi sasaran”.
Begitu banyak penolakan masyarakat asli Papua yang terungkap karena mereka sangat mendambkan kedamaian di tanah cenderawasih. Mereka sudah berani menyuarakan suara hatinya bagaimana kekalutan dan kecemasan yang dialami masyarakat Papua, yang sudah lelah akibat kekacauan dan teror yang diciptakan oleh KKB selama ini. Masyarakat Papua semakin sadar bahwa akibat ulah KKB banyak korban tak berdosa tewas berjatuhan.
Ekonomi pun lumpuh karena masyarakat menjadi cemas dan takut untuk beraktivitas menambah jumlah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Kehidupan masyarakatpun semakin syarat penderitaan akibat rusaknya sarana kesehatan dan terbatasnya mendapatkan pelayanan kesehatan karena berkurangnya tenaga medis. Generasi mudapun menjadi korban karena tidak mendapatkan pendidikan yang layak akibat dibakarnya sekolah sekolah dan berkurangnya tenaga pengajar.