JAKARTA, “tabloidnusantara.com ” – Kaskogabwilhan III Marsma TNI Deni Hasoloan Simanjuntak mengecam aksi brutal Kelompok Separatis Teroris (KSTP) yang telah menewaskan 7 orang pendulang emas di Kali EI Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan ini. Menurutnya aksi ini begitu meresahkan warga setempat sehingga menciptakan stabilitas keamanan menjadi tidak kondusif.
“Tindakan Kelompok Separatis ini tidak ubahnya seperti teroris yang membuat keamanan dan stabilitas wilayah terganggu, yang sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Papua,” ujar Deni dalam keterangan tertulis, Jumat (20/10).
READ ALSO : LASKAR MERAH PUTIH PAPUA KUTUK TINDAKAN BIADAB KSTP
Deni juga memastikan, 7 korban pendulang emas akibat pembantaian tersebut merupakan masyarakat sipil biasa yang setiap hari hidupnya tergantung dari hasil mendulang. Tidak ada dari aparat intelijen TNI yang menyamar menjadi pendulung. Mereka hanya warga biasa yang sehari-hari mencari uang dari tambang. “Mereka murni masyarakat sipil, tidak ada dari TNI maupun Polri, karena biasanya klaim dari TPNPB, seperti lagu lama selalu mengatakan korban adalah mata-mata atau intelijen TNI maupun Polri,” tegasnya.
Pernyataan Kaskogabwilhan III tersebut sekaligus membantah pernyataan Juru bicara TPNPB Sebby Sambom yang mengatakan bahwa para pekerja tersebut sebagai mata-mata TNI. “TPNPB Yahukimo bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap tujuh anggota intelijen TNI yang pekerja tambang emas ilegal,” jelas Sambom dalam keterangannya kepada BenarNews.
Sambom sebelumnya juga mengatakan bahwa warga sipil yang bekerja sebagai tukang, pekerja proyek dan penambangan telah diperingatkan untuk meninggalkan wilayah konflik bersenjata antara TPNPB dan TNI/Polri. “Kepada warga sipil non-Papua, jangan Anda mendengar TNI dan Polri yang mereka memperkerjakan kalian, tapi nyawa kalian mereka tidak bisa ganti,” ucap Sambom.
READ ALSO : PASCA SERANGAN KSTP, APARAT KEAMANAN LANJUTKAN EVAKUASI DI PERTAMBANGAN
Sementara itu Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono mengecam aksi Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua yang menembaki dan membantai tujuh pendulang emas di Lali Ei Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yakuhimo, Papua Pegunungan, Senin (16/10/2023) lalu.
“Kita sangat mengecam aksi brutal dan tidak beradab kelompok KST ini, mereka yang korban adalah murni masyarakat sipil yang sehari-hari menggantungkan hidupnya dari hasil penambangan tersebut,” kata Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojonoara dalam keterangan resmi Puspen TNI dikutip Jumat (20/10/2023).
Informasi terbaru sejumlah 27 orang berhasil dievakuasi, 7 meninggal dunia dan 20 orang selamat, terdapat korban luka ringan. Dari jumlah tersebut, 18 orang evakuasi tahap pertama dan selanjutnya berhasil dievakuasi 9 orang. Saat ini aparat TNI-Polri terus berjibaku melakukan penyisiran untuk mencari masyarakat yang mungkin masih ada yang selamat dari pembantaian KST. Aparat juga melakukan pengejaran terhadap KST pelaku pembantaian pendulang emas tersebut.
Sebelumnya, pada Senin (16/10) sejumlah 30 orang KST Papua menyerang area penambangan emas tradisional yang ada di Kali Ei Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. 7 warga pendulang emas tewas dibunuh, dan lainnya berupaya menyelamatkan diri. Selain membunuh, KST juga membakar 3 ekskavator, 2 truk, dan Kamp Pendulangan.
READ ALSO : LAGI DAN LAGI, KSTP BIADAB SERANG PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS DI PUNCAK