back to top
REDAKSI "PT.NUSANTARA WARTAMA DUABELAS" MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA MARHABAN YA RAMADHAN 2025
BerandaNASIONALPELUANG EKONOMI DARI PENUTUPAN TPA OPEN DUMPING, KLH : NILAINYA FANTASTIS

PELUANG EKONOMI DARI PENUTUPAN TPA OPEN DUMPING, KLH : NILAINYA FANTASTIS

JAKARTA, tabloidnusantara.com – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) melalui Deputi Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, mempublikasikan hasil studi komprehensif mengenai peluang ekonomi dari penutupan 343 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berkonsep open dumping di Indonesia.

Pada Kajian dan Studi yang dilakukan bersama Kementerian Perindustrian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini menemukan adanya potensi pengembangan tujuh sektor bisnis dengan nilai ekonomi mencapai Rp 127,5 triliun per tahun melalui transformasi sistem pengelolaan sampah nasional.

BACA JUGA : SIDAK KE PASAR INDUK BERAS, MENTAN : TINDAK TEGAS OKNUM YANG MENGAMBIL KEUNTUNGAN BERLEBIH 

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, dalam paparannya di hadapan Komisi XII DPR pada 27 Februari 2025, menyebutkan bahwa penutupan TPA open dumping tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan.

“Peluang ini mencakup industri daur ulang material, produksi kompos dan pupuk organik, pembangkit listrik berbasis sampah, produksi bahan bakar alternatif, sistem pemulihan material berharga, hingga jasa konsultasi dan teknologi pengelolaan sampah,” ujar Hanif dalam paparan di Komisi XII DPR, Minggu (2/3).

Berdasarkan hasil kajian ekonomi, tujuh sektor bisnis potensial yang teridentifikasi bisa dikembangkan, yakni Industri Daur Ulang Material dengan potensi nilai ekonomi Rp 42,3 triliun per tahun, meliputi daur ulang plastik, kertas, logam, dan kaca.

Lalu, Produksi Kompos dan Pupuk Organik dengan potensi nilai ekonomi Rp 18,7 triliun per tahun; Waste-to-Energy dengan potensi nilai ekonomi Rp 26,5 triliun per tahun; Produksi Refuse-Derived Fuel (RDF) dengan potensi nilai ekonomi Rp 13,8 triliun per tahun; Sistem Urban Mining untuk pemulihan logam berharga dengan potensi nilai ekonomi Rp 9,7 triliun per tahun.

Selain itu, Ekonomi Berbagi dan Aplikasi Sampah Digital dengan potensi nilai ekonomi Rp 7,2 triliun per tahun; dan Jasa Konsultasi dan Teknologi Pengelolaan Sampah dengan potensi nilai ekonomi Rp 9,3 triliun per tahun.

BACA JUGA : MENTAN : STOK PANGAN SELAMA RAMADHAN DAN IDUL FITRI AMAN 

Selain potensi ekonomi yang besar, studi tersebut juga mengidentifikasi 12 model bisnis berkelanjutan yang dapat dikembangkan oleh UMKM, koperasi, dan startup. Model bisnis ini membutuhkan investasi awal mulai dari Rp 250 juta hingga Rp 5 miliar dengan proyeksi Internal Rate of Return (IRR) antara 18-27% untuk periode investasi lima tahun.

Hanif menambahkan bahwa peluang ekonomi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ekonomi sirkular serta mendorong penciptaan lapangan kerja baru.

“Dengan penerapan konsep ekonomi sirkular dan inovasi dalam pengelolaan sampah, kita tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat,” tutup Hanif.

TABLOID BOLA

RELATED ARTICLES
Tabloid Nusantara
Tabloid Nusantarahttps://tabloidnusantara.com/
Membuka Wawasan Dan Mencerdaskan
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments