JAKARTA, tabloidnusantara.com – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung melakukan peninjauan udara menggunakan helikopter untuk memantau kondisi terkini banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta dan daerah sekitarnya, Kamis (6/3).
Peninjauan melalui udara ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai dampak banjir.
Dari pantauan udara, Pramono melihat langsung wilayah-wilayah yang terdampak banjir, seperti pemukiman warga dan jalan raya. Ia juga memantau kondisi sungai-sungai dan saluran air yang meluap akibat curah hujan tinggi beberapa hari terakhir.
BACA JUGA : PULUHAN MOBIL DI PARKIRAN RUKO GRAND GALAXY CITY BEKASI TERPENDAM BANJIR
“Yang pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih terlebih dahulu ke Polisi Perairan dan Udara (Polairud) yang memfasilitasi untuk melihat secara langsung banjir yang terjadi baik di Jakarta maupun di Bekasi. Tadi kami tidak hanya di Jakarta, kami juga ke Bekasi, ke Babelan dan sebagainya,” ujar Pramono, usai melakukan peninjauan udara, Kamis (6/3).
Dari hasil pantauan menunjukkan, kondisi banjir di Jakarta mulai surut. Permukaan air di Pintu Air Manggarai telah turun menjadi 600 cm, sehingga status Jakarta kini menjadi Siaga 4.
Mas Pram beberapa wilayah di Jakarta, seperti Pengadegan, Cawang dan Bidara Cina, masih memerlukan perhatian khusus terkait normalisasi Sungai Ciliwung. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera menindaklanjuti pembebasan lahan dan berkoordinasi dengan Kementerian ATR/BPN jika diperlukan.
“Nanti segera kita tindaklanjuti dan selesaikan terutama untuk normalisasi Sungai Ciliwung yang ada di Pengadegan, Cawang dan Bidara Cina. Karena itulah yang kemudian kemarin memberikan dampak banjir yang luar biasa ketika di atas intensitas ataupun curah hujannya tinggi dan itu akan kita tangani,” ujarnya.
Penanganan selanjutnya Pemprov DKI Jakarta berkomitmen akan melakukan pendekatan humanis dalam upaya pembebasan lahan untuk normalisasi sungai di kawasan padat penduduk seperti Bidara Cina. Relokasi ke rumah susun akan disiapkan bagi warga terdampak.
BACA JUGA : ARTIS NIKITA MIRZANI DAN ASISTENNYA DITETAPKAN SEBAGAI TERSANGKA
“Pendekatannya harus lebih humanis manusiawi karena kita juga harus bisa menyadarkan kepada penduduk yang ada di lokasi, yang perlu dilakukan normalisasi bahwa kalau mereka tetap tinggal di sana kapan pun pasti dampak dari banjir itu ada,” kata Pramono.
Terkait banjir yang masih terjadi di sekitar sodetan Ciliwung, Pramono menjelaskan, sodetan Ciliwung baru berfungsi maksimal jika permukaan air di Manggarai mencapai 700 cm. Karena itu, sodetan tersebut juga perlu dikeruk kembali agar berfungsi optimal.
Gubernur juga menyampaikan dirinya telah melakukan komunikasi secara informal dengan kepala daerah di wilayah penyangga Jakarta untuk penanganan banjir.