PAPUA, “Tabloidnusantara.com” – Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di Papua tidak kunjung menjadi kondusif dan aman, seluruh keonaran tersebut dan juga adanya gangguan atau instabilitas itu tentunya dipicu oleh kehadiran para gerombolan Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KSTP).
Pos Komando Taktis (Kotis) Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Mobile Yonif Raider 300 / BJW mendapatkan serangan dari Kelompok Separatis dan Teroris di Papua (KSTP).
Bukan hanya sekedar serangan biasa saja, namun kali ini, penyerangan tersebut juga melibatkan seorang anak muda yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk menjadi mata-mata dan mengawasi pergerakan Pos Kotis Ilaga Satgas Pamtas Mobile Yonif Raider 300 / BJW.
READ ALSO : TAK INGIN PAPUA DAMAI, ADA PIHAK SEBARKAN ISU 20 M UNTUK BEBASKAN PILOT SUSI AIR
Terkait hal tersebut, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Mobile Raider 300 Siliwangi, Letkol Inf. Afri Swandi Ritonga mengatakan bahwa penyerangan itu bermula pada pagi hari sekitar poukul 07:40 Waktu Indonesia bagian Timur (WIT).
Diketahui bahwa pihak Pos Kotis Satgas Pamtas Mobile Yonif Raider 200 / BJW sedang melakukan pengamanan seperti biasanya di pos mereka. Akan tetapi, di tengah pengamanan tersebut ternyata terlihat dari arah SMAN 1 Ilaga terdapat 2 (dua) orang anak remaja yang diperkirakan masih berusia 16 tahun dengan gerak-gerik mencurigakan.
READ ALSO : BAWASLU RI PASTIKAN SALAH SATU ANGGOTANYA DI PAPUA TENGAH TIDAK TERAFILIASI OPM
Kedua anak remaja tersebut terlihat terus melakukan pemantauan ke arah Pos Satgas sambil memainkan ponsel mereka. Kemudian, menimbang bahwa memang kondisi belakangan ini di mana di Distrik Ilaga tersebut memang sering terjadi sasaran teror dan juga penembakan yang dilakukan oleh gerombolan separatis itu, sehingga secara cepat tanggah pihak Dansatgas Mobile Yonif Raider 300 / BJW kemudian langsung mengerahkan para personelnya untuk melakukan pemeriksaan terhadap kedua remaja itu.
Proses pemeriksaan terhadap anak SMA tersebut pun dilaksanakan dengan humanis, namun dari raut wajah remaja tersebut terlihat raut wajah yang sangat panik dan seolah-olah menolak untuk diperiksa, ketika ponsel dari remaja tersebut diperiksa oleh personEl satgas, seketika itu juga remaja tersebut langsung melarikan diri dan menghilang kedalam hutan dan tidak lama setelah kejadian tersebut terdengar suara letusan tembakan dari arah belakang SMA yang mengarah ke arah personel yang sedang melaksanakan pemeriksaan.
Letkol Inf Afri Swandi Ritonga kemudian menjelaskan bahwa beruntungnya sama sekali tidak ada korban jiwa pada saat kejadian tersebut. Dengan adanya tembakan yang mengincar kepada para personel Satgas 300 dapat ditakini bahwa kedua remaja itu memang ditugaskan oleh KSTP untuk memata-matai Pos Satgas sebelum pada akhirnya mereka akan melakukan aksinya untuk menggencarkan penyerangan di Pos Satgas.
Lanjutnya, disebabkan oleh suara tembakan tersebut, Dansatgas Mobile Yonif Raider 300/BJW langsung mengerahkan tiga Tim yang dipimpin Pasiops Satgas Mobile Raider 300/BJW, Lettu Inf Dzaky Naufal guna melakukan pengejaran kearah belakang SMAN 1 Ilaga.
READ ALSO : TERPANTAU DRONE, JASAD KSTP PELAKU PEMBAKARAN RUMAH NAKES DISERET REKANNYA KE LEMBAH
Selama pengejaran, sama sekali tidak ada aksi gangguan balasan yang dilancarkan oleh sekelompok KSTP itu. Sehingga pihak tim pengejaran juga melakukan pemeriksaan terhadap beberapa honai yang dilalui sepanjang pengejaran dilakukan. Hingga pada akhirnya, mereka menemukan adalah salah satu honai yang di dalamnya terdapat beberapa barang mencurigakan seperti ponsel, panah, busur, pisau, bendera Bintang Kejora, senter, teropong, kelogong, charger, kepala gergaji hingga barang lainnya.
Dansatgas mengakui bahwa dari kejadian ini dapat disimpulkan bahwa, remaja yang melarikan diri saat akan diperiksa merupakan suruhan dan paksaan KSTP untuk memata-matai pos, hal ini ditunjukkan oleh raut wajah remaja tersebut yang penuh dengan ketakuan dan keterpaksaan untuk mengintai Pos Satgas Yonif Raider 300/BJW. Dan juga dapat dipastikan bahwa anak SMA tersebut juga telah mendapatkan ancaman oleh Kelompok KSTP.
Sementara itu, Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dave Akbarshah Fikarno Laksono menuilai bahwa sejauh ini memang situasi dan kondisi yang berada di Bumi Cenderawasih masih tidak kunjung kondusif. Tentunya dengan hal tersebut, menurutnya akan menjadi lebih baik jika aparat keamanan bisa melakukan peninjauan ulang mengenai bagaimana strategi tempur dan pendekatan yang mereka gunakan selama ini dalam menghadapi gerombolan makar itu.
READ ALSO : SEMINAR TNI AD VII RUMUSKAN STRATEGI TANGANI PERMASALAHAN PAPUA