YOGYAKARTA, “tabloidnusantara.com” – 400 gerai dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) telah ditutup pada tahun 2024 ini. Menilai fenomena ini, Direktur Eksekutif Center of Economic Reform (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan penutupan ratusan minimarket tersebut disebabkan oleh dua hal.
“Jadi dua hal yang perlu dilihat adalah dari sisi permintaan kelas tengahnya dan sisi perubahan kompetisi antar pelaku di ritel sendiri, yang sekarang memang sedang surut,” kata Faisal di sela-sela acara Outlook Sektor Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Tahun 2025 oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Yogyakarta.
Faisal menjelaskan, perdagangan ritel modern seperti Alfamart banyak bergantung pada konsumsi kelas menengah. Saat konsumsi masyarakat kelas menengah menurun, maka penjualan minimarket juga akan banyak terpengaruh.
Selain itu, ia menambahkan penutupan gerai Alfamart ini termasuk kasus menarik.
“Menurut saya justru kan minimarket ini kan lebih kompetitif dibandingkan yang lebih besar, tetapi faktor permintaan jadi mempengaruhi dari sisi kompetisi,” jelasnya.