PAPUA, “Tabloidnusantara.com” – Para Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) menembak aktivis perempuan Papua Michelle Kurisi pada 28 Agustus 2023 di Distrik Kolowa, Kabupaten Lanny Jaya. Usai melakukan aksinya, KSTP menyebar luaskan video rekaman awal mengeksekusi korban tersebut hingga meninggal dunia di media sosial. Hal ini juga diakui oleh Sebby Sambom bahwa mereka bertanggung jawab.
Tindakan sadis itu mendapat kecaman dari seluruh masyarakat Papua, baik dari kalangan para Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Perempuan, bahkan telah menjadi sorotan dunia, khususnya dalam penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM). Seperti diungkapkan tokoh agama, Pdt Bishop Jasua Tewuh saat webinar secara live di Media Sosial Facebook maupun Youtube.
Ia mengecam aksi biadab KSTP yang dengan tega membunuh aktivis perempuan Michelle Kurisi yang selama ini memperjuangkan anak-anak dan kaum perempuan Papua. Pasca peristiwa pembunuhan itu, kecaman demi kecaman terus mengalir kepada pihak KSTP.
Hal tersebut membuat KSTP terdesak dan berupaya mencari simpatik serta bahkan mencari kambing hitam semua pihak, khususnya menyusun Narasi penyebab dan pelakunya adalah aparat TNI Polri. Berita hoax terus dibuat oleh KSTP dan simpatisannya untuk memperkeruh situasi dan menyebar kabar bohong bahwa TNI Polri sebagai pelanggar HAM dengan membunuh Michelle Kurisi.
Bahkan Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) Papua Theo Hesegem justru menilai bahwa terbunuhnya Michelle Kurisi terdapat sesuatu yang janggal. “Saya sebagai aktivis kemanusian di Papua, turut prihatin dengan meninggalnya Michelle akibat pembunuhan ini. Kami masyarakat di Papua meminta dari pihak kepolisian untuk mengungkap secara transparan di balik peristiwa pembunuhan ini,” begitu kata Theo
Theo mengatakan, saat ini ada informasi dari dua pihak terkait pembunuhan Michelle tersebut. Klaim dari kelompok separatisme yang mengaku bertanggungjawab atas pembunuhan terhadap Michelle mendalilkan perbuatan keji itu dilakukan atas dasar tuduhan aktivis tersebut, adalah anggota intelijen dari aparat keamanan Indonesia.
Theo mengatakan, aktivitas Michelle tidak ada kaitannya dengan kegiatan intelijen. Menurut Theo, Michelle adalah orang asli Papua yang peduli dengan situasi dan kondisi sosial masyarakat di Nduga. Sementara dari pihak otoritas keamanan Tentara Nasional Indonesia (TNI), maupun Polri, kata Theo, membantah bahwa Michelle bagian dari misi intelijen.
Namun pihak keamanan menerangkan, Michelle terbunuh, lantaran aktivitasnya belakangan yang mencoba menemui kelompok sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM)-Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Nduga. Theo menegaskan, versi pihak keamanan tersebut harus terungkap tentang, apa serta siapa yang memberikan misi berbahaya tersebut.
Pernyataan dan pertanyaan Theo Hasegem dinilai memperkeruh situasi karena tidak didasari dengan fakta yang terjadi. Kegiatan Mhichelle sebagia aktivis kemanusiaan sekaligus aktivis perempuan dan anak-anak begitu nyata terlihat dalam setiap unggahan korban di medsos. Apalagi secara nyata masyarakat dan anak-anak yang mengenal korban mengakui bahwa sosok Mhichelle adalah sosok perempuan yang sangat peduli dengan kemanusiaan. Mereka sangat merasakannya dan tidak ada sedikitpun terlihat bahwa korban melakukan aktivitas yang berhubungan denga intelijen.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel (Letkol) Johanis Parinussa menegaskan, Michelle adalah masyarakat biasa yang beraktivitas membantu masyarakat pengungsian di Nduga. Johanis memastikan, kegiatan aktivis Michelle, tak ada kaitannya dengan operasi intelijen TNI. “TNI tidak pernah menjadikan orang-orang asli Papua, sebagai agen, intel, atau mata-mata. Korban adalah murni masyarakat sipil,” begitu ujar Johannis. Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Kombes) Ignatius Benny Prabowo, pun mengatakan serupa.
Aparat TNI Polri berhasil berhasil menemukan dan mengevakuasi jenazah Alm Michelle Kurisi ke RSUD Wamena pada 31 Agustus 2023 hingga membantu mengevakuasi serta pengiriman hingga jenazah tersebut diterima oleh pihak keluarga. Demikin pula pihak Polda Papua Pun menyampaikan komitmennya untuk mengungkap pelakunya dan meminta semua pihak untuk serahkan kasus ini kepada Kepolisian.
“Aksi keji oleh KSTP tidak berprikemanusiaan apalagi dilakukan terhadap seorang wanita asli Papua,” ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny pada Jumat, 1 September 2023. Demikian pula pembenaran pembunuhan oleh gerombolan KST terhadap Michelle Kurisi dengan alasan sebagai Intelijen dari TNI sudah terbantahkan dengan penjelasan dari pihak Kodam XVII/Cenderawasih.
Berbagai pihak dari semua kalangan masyarakat, khususnya di Papua kini sangat menyayangkan maraknya pemberitaan hoax yang sengaja disebar melalui medsos maupun oleh KSTP dan simpatisannya. Padahal, merekalah yang merupakan pelaku pembunuhan sesungguhnya terhadap aktivis perempuan Michelle Kurisi untuk menghindar dari tanggung jawab dan lepas dari jeratan pelanggar HAM yang sangat berat.