Belu, “TABLOIDNUSANTARA” – Untuk mengatasi permasalahan stunting dan gizi buruk di Provinsi NTT Koramil jajaran Kodim 1605/Belu mulai menampung hasil produksi daun kelor dari masyarakat.
Hal ini seperti yang dilakukan Koramil 1605-07/Wedomu usai mendapatkan pelatihan dari Tim Dapur Kelor NTT pada beberapa waktu lalu, terlihat sejumlah personil Babinsa Koramil Wedomu sedang membersihkan daun kelor, Kamis (30/6/2022).
Pengolahan daun kelor ini juga merupakan program pemberdayaan masyarakat dari pemerintah provinsi NTT dan juga oleh TNI AD, pasalnya NTT adalah provinsi dengan status stunting dan gizi buruk tinggi dan Indonesia sendiri menempati posisi nomer 5 di dunia.
Danramil 1605-07/Wedomu Kapten Inf I Nyoman Suastika mengatakan bahwa terobosan yang dilakukan Komando Atas dalam hal ini Korem 161/WS sangat tepat sekali karna sejalan dengan program pemerintah provinsi NTT dalam upaya mengatasi Stunting di wilayah ini.
“Kemarin kita telah dilatih untuk bagaimana mengolah kelor ini dengan baik dan benar dengan menggunakan metode mesin pengering daun kelor (Nutrition Lock Metode System) sehingga kandungan nutrisinya tetap terjaga,” ujarnya.
Danramil Wedomu berharap dengan adanya program kelor ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan juga sekaligus untuk mengatasi permasalahan utama stunting dan gizi buruk di wilayah NTT.
“Karna untuk memenuhi kebutuhan produksi kelor ini perharinya dibutuhkan 30 kilogram daun kelor basah, darimana kita membeli atau mendapatkan daun kelor ini kalau bukan dari masyarakat itu sendiri,” jelasnya.
Lanjut Nyoman, untuk memenuhi kebutuhan pasokan daun kelor ini Ia telah memerintahkan para Babinsannya agar mulai dari sekarang mempersiapkan wilayahnya masing-masing yang belum banyak ada tanaman kelornya agar segera ditanam.
“Sosialisasi dan ajak masyarakat untuk menanam kelor. Kalau setiap hari masyarakat menanam 5 stek pohon kelor, maka apabila 10 orang masyarakat akan menghasilkan 50 pohon kelor, dalam 1 bulan sudah ada 1500 tanaman kelor, dalam 2 bulan ada 3000 pohon kelor, demikian seterusnya,” urai Dia.
Kapten Nyoman menambahkan bahwa untuk menanam kelor ini tidaklah sulit karna dapat ditanam dan tumbuh dimana saja. Selain itu masa panennya juga tidak membutuhkan waktu yang lama hal ini karna mulai dari masa tanam sampai dengan kelor siap di panen pada saat umurnya 4 bulan.
“Dalam waktu paling lambat 6 bulan 1 orang Babinsa sudah bisa mendatangkan 1 paket mesin produksi tepung kelor, oleh karna itu ayo berlomba-lomba untuk memberdayakan masyarakat dan keluarga dan mencegah stunting di wilayah kita,” pungkasnya. (Kodim 1605/Belu)