“Tabloidnusantara.com” – Bentuk cinta si Anak yang masih di bawah 17 tahun bisa dibilang sebagai cinta monyet. Cinta yang hanya memiliki ketertarikan seperti perasaan suka sebatas fisik, namun belum ada tanggung jawab.
Meskipun hanya cinta monyet, bentuk cinta yang diberikan si Anak yang masih di bawah umur ke orang lain harus diperhatikan ya. Jangan mencoba menutup mata dan membiarkannya begitu saja hanya karena ini cinta monyet. Belum lagi kalau ternyata si Anak mulai berada di kondisi patah hati karena kisah cintanya berakhir.
Tak jarang, beberapa orang mulai kebingungan ketika harus menghadapi kondisi seperti ini. Padahal kalau sudah begini, Mama harus menenangkan kesedihan si Anak ya. Anggap saja, ini sebuah pengalaman dan pembelajaran baru dalam mengatasi anak yang sedang patah hati.
1. Berusaha menerima dan memahami
Ketika si Anak yang sudah mengenal cinta pasti akan melalui banyak proses. Mulai dari merasakan perasaan yang berbunga-bunga hingga masa patah hati.
Efek dari patah hati pasti membuat si Anak jadi mudah bersedih. Akan ada perubahan mood pada dirinya seperti terlihat lebih murung, menarik diri dari lingkungan sekitar atau bahkan berusaha menyendiri di kamar. Kalau sudah begini keadaannya, Mama harus bisa menerima dan memahami perasaan si Anak ya.
Perasaan sedih akibat patah hati pada si Anak tentunya normal ya, tetapi ada baiknya Mama bisa menerima kondisi yang sedang terjadi. Usahakan untuk tidak menanyakan yang macam-macam dulu ya.
Dalam keadaan seperti ini, si Anak perlu belajar mengeluarkan emosi-emosi yang ada di dalam dirinya. Kehadiran Mama itu penting banget karena ia membutuhkan sosok yang membuat dirinya merasa nyaman.
2. Jadilah teman untuknya
Sebagai orangtua, Mama bisa memberikan empati untuk si Anak yang sedang bersedih. Hal kecil yang bisa dilakukan untuk menunjukkan empati kepadanya adalah dengan sebuah pelukan. Dengan memeluk tentu membuat anak merasakan ada cinta yang lebih besar daripada seorang pacar, sehingga bisa mengurangi tingkat stres.
Ketika si Anak sudah merasa nyaman, secara tidak langsung ia akan menganggap Mama sebagai temannya sendiri. Jadi, si Anak akan lebih terbuka dengan permasalahan yang sedang dialami sehingga Mama dijadikan tempat curhat untuknya. Ketika sudah curhat, dirinya akan merasa lebih tenang menghadapi masalah.
3. Sampaikan pendapat hanya ketika diminta
Saat si Anak sudah mulai bercerita, dengarkanlah ceritanya hingga selesai ya. Ada baiknya tidak memotong pembicaraan si Anak karena itu akan membuatnya menjadi kurang nyaman untuk melanjutkan cerita. Sampaikan pendapat Mama hanya jika ia meminta solusi terhadap permasalahan ini.
Perlu diingat juga sebisa mungkin Mama harus memberikan jawaban yang netral kepadanya. Usahakan untuk tidak menyudutkan pihak siapa pun, apalagi sampai menyalahkan si Anak. “Pada dasarnya, si Anak yang sedang patah hati itu hanya ingin didengar sama seperti orang dewasa.
4. Jauhkan dari sosial media
Bermain sosial media sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, termasuk anak jaman sekarang.
Apalagi kecederungan anak-anak sekarang punya rasa ingin tau yang tinggi alias kepo. Tak jarang si Anak yang sedang galau sama seperti orang dewasa, masih suka stalking mantan lewat sosial media. Padahal hal ini justru akan membuatnya semakin terpuruk karena akan mengingat-ingat masa indah dengan pacarnya.
Mama perlu melakukan beberapa hal nih agar si Anak bisa jauh dari sosial media. Ajaklah dirinya melakukan kegiatan bersama. Mulai dari kegiatan yang memang disenangi Si Anak atau mencari kegiatan baru, dengan begitu si Anak bisa lupa kalau dirinya sedang patah hati.
5. Mulai arahkan proses anak
Harus diakui kalau patah hati itu merupakan suatu proses dalam hidup. Namun, memang terlalu dini kalau masa anak-anak sudah merasakan patah hati.
Dengan permasalahan yang ada pada si Anak, tentu memberikan banyak pembelajaran untuknya. Proses patah hati ini memang tidak instan karena pasti membutuhkan waktu. Disinilah Mama harus bisa membimbing si Anak untuk belajar dari pengalaman patah hatinya.
Dengan arahan dari Mama, si Anak akan menjadi lebih percaya diri dalam melangkah ke depan. Sekarang Mama sudah tidak perlu panik lagi ya untuk menghadapi Si Anak yang sedang patah hati.
Sumber : https://poppapa.popmama.com/