READ ALSO : PROSES PENCARIAN PILOT SUSI AIR BERLANJUT, JEJAK KKB TERDETEKSI APARAT KEAMANAN
Sebby Sambom, juru bicara TPNPB, sayap bersenjata dari Gerakan Papua Merdeka, membantah pemberontak menggunakan Dana Desa. Namun ia mengakui aktivitas kelompok itu sebagian secara tidak sengaja didanai oleh negara. “Kami memiliki tanah yang kaya sehingga kami melakukannya dengan cara kami sendiri. Kami dapat menghasilkan uang melalui penambangan emas dan kayu serta banyak pembayaran pemerintah,” katanya kepada Reuters. “Kami memiliki hak untuk menggunakan uang itu.”
Meningkatnya kepemilikan senjata api kelompok separatis Papua terlihat jelas dalam foto-foto terbaru yang dirilis bersamaan dengan ancaman akan menembak Mehrtens jika pembicaraan kemerdekaan Papua tidak dimulai dalam waktu dua bulan. Para pemberontak di Nduga mengacungkan sebuah peluncur granat, beberapa senapan mesin dan 18 senapan serbu, termasuk yang diproduksi oleh pembuat amunisi senjata negara Pindad, menurut Deka Anwar, dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC). “Masa di mana pemberontak Papua menghemat peluru berharga sudah lewat,” kata Anwar. “Sekarang mereka bisa menembak berhari-hari.” Di dataran tinggi Papua, Dana Desa diperlakukan seperti “pajak revolusioner,” katanya, yang disita baik melalui intimidasi dan paksaan, atau diberikan secara sukarela oleh para pendukung kemerdekaan.